search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Palestina Akan Gabung BRICS Saat Israel Masih Brutal Gempur Gaza
Rabu, 28 Agustus 2024, 12:25 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Palestina Akan Gabung BRICS Saat Israel Masih Brutal Gempur Gaza

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Palestina akan mengajukan permohonan untuk bergabung dengan organsiasi BRICS saat agresi Israel kian brutal di Jalur Gaza.

Duta Besar Palestina untuk Rusia Abdel Hafiz Nofal mengatakan permohonan itu akan diajukan usai pertemuan puncak BRICS di Kazan, Rusia, pada Oktober mendatang.

BRICS merupakan organisasi antarnegara dalam bidang politik dan ekonomi yang berasal dari akronim lima negara anggotanya yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Rusia akan menjadi tuan rumah KTT BRICS 2024 karena memegang presidensi organisasi itu tahun ini. 

"Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji bahwa satu sesi akan dikhususkan sepenuhnya untuk Palestina," kata Nofal, dikutip Anadolu Agency, Senin (26/8).

Nofal juga menyinggung soal undangan Putin ke Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk menghadiri pertemuan puncak BRICS.

"Undangan ini berarti bahwa terlepas dari semua kejahatan, pembunuhan, dan kehancuran di Jalur Gaza, pesan kami adalah bahwa Palestina ingin hidup dan berkembang," ujar dia.

BRICS merupakan organisasi ekonomi yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Pada Januari lalu, mereka menerima Arab Saudi, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab sebagai anggota penuh.

Rencana Palestina bergabung ke BRICS muncul saat Israel melancarkan agresi ke Jalur Gaza pada Oktober 2023. Selama operasi, mereka menggempur habis-habisan warga dan objek sipil.

Imbas agresi Israel, lebih dari 40.400 orang di Palestina meninggal, puluhan rumah sakit hancur, dan jutaan tempat tinggal penduduk tak bisa dihuni.

Komunitas internasional berulang kali menyerukan gencatan senjata permanen. Namun, desakan itu belum terlaksana. Negosiasi gencatan senjata kerap berakhir dengan buntu. (sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami