Sumur Bor Warga Terdampak Pembangunan Kereta Bawah Tanah Bali, Begini Solusi SBDJ
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Pembangunan kereta bawah tanah (subway) di Bali akan berdampak bagi masyarakat yang menggunakan air sumur bor. Sebagai solusinya, PT Sarana Bali Dwipa Jaya selaku pelaksana proyek akan bekerja sama dengan perusahaan daerah air minum (PDAM) Badung.
Dalam hal ini, PT SBDJ akan melakukan perluasan jaringan pipa primer dan sekunder untuk menghubungkan Sistem penyediaan air minum (SPAM) ke rumah secara bersamaan dengan pembangunan terowongan.
"Ini bagian dari investasi kami sehingga di Badung Selatan tidak ada yang pakai sumur bor lagi karena ini yang menghabiskan air tanah dan menurunkan level tanah kita lihat sepanjang jalan itu berapa banyak penduduk yang memakai sumur bor," ungkap Direktur Utama PT SBDJ, Ari Askhara usai prosesi 'Ngeruak' TOD Sentral Parkir Kuta, Rabu (04/09/2024).
Fase Pembangunan Subway
Lebih lanjut, Kereta bawah tanah ini jenis LRT (Light Rail Transit) yang dikhususkan untuk wisatawan akan dibangun dalam 4 fase; yakni Fase Satu: Bandara I Gusti Ngurah Rai - Kuta Sentral Parkir - Seminyak - Berawa - Cemagi (sepanjang 16 km).
Fase Dua: Bandara I Gusti Ngurah Rai - Jimbaran - Unud - Nusa Dua (sepanjang 13.5 km); Fase Tiga: Kuta Sentral Parkir - Sesetan - Renon - Sanur (masih dalam tahap FS); Fase Empat: Renon - Sukawati - Ubud (masih dalam tahap FS).
"Fase 1 dari Bandara Ngurah Rai kuta selesai awal tahun 2028 dan kedua akhir 2028. Kenapa karena Kuta-Seminyak Canggu, Cemagi itu batu semua. Sehingga cuma 3 meter per hari sehingga sangat lambat. Kalau Nusa Dua karena kapur bisa 30 meter per hari bisa lebih cepat," katanya.
Harga Tiket
Terkait harga tiket kemungkinan USD 40 atau Rp600.000 yang bisa digunakan selama Seminggu. Itu khusus wisatawan mancanegara, sedangkan domestik belum ada pengkajian. Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia menjamin waktu lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan kendaraan mobil. Dikarenakan waktu tunggu setiap stasiun 2,5 menit.
"Kalau akan ke Canggu tinggal kalikan saja 2,5 menit. Bayangkan sekarang dari bandara ke Cemagi pakai Grab Rp 350 ribu waktu tempuh 2,5 jam," ungkap pria asal Dalung, Badung ini.
Sementara itu masyarakat KTP Bali Ari Askhara juga belum bisa memperkirakan tarif, ia menginginkan tidak mahal bahkan gratis untuk warga lokal. "Kalau saya mau gratis (lokal) asal KTP bali kami usahakan gratis," imbuhnya.
Selanjutnya, untuk groundbreaking akan dilaksanakan akhir tahun 2024. Kemudian April 2025 mendatang rencananya mendatangkan 10 tunnel boring machine (TBM) Jumlah ini jauh lebih banyak daripada TBM yang digunakan dalam pembangunan MRT Jakarta yang hanya menggunakan 2 mesin.
Selain itu, diameter terowongan yang digunakan juga lebih besar, mencapai 7,2 meter, sedangkan MRT Jakarta hanya 6,4 meter. Untuk proyek ini yang sepenuhnya dibiayai oleh PT Bumi Indah Prima (BIP) sebagai partner investor.
"Potensinya, minimum 10 persen sekitar 3 juta wisatawan dari 25 juta wisatawan yang datang USD 40 itu hitung saja. Apalagi sekarang ada club sampai jam 4 pagi. Hitung saja mereka naik setiap minggu," bebernya.
Sementara, Pj Gubernur Bali SM Mahendra Jaya mengaku awalnya ragu apakah proyek ini akan menarik para investor dan mendapatkan mitra utama yang siap mengerjakan proyek besar tersebut. Namun, ia menjadi yakin ketika melihat antusiasme besar dari investor global yang ingin terlibat langsung dan berinvestasi dalam proyek MRT Bali ini.
"Terus terang, awalnya saya was-was, deg-degan," kata Pj. Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, saat upacara pengeruwakan TOD Sentral Parkir Kuta.
"Bahkan, saya juga didatangi Menteri Energi Dubai, yang juga mengikuti RFQ. Beliau menyampaikan kepada saya bahwa ia siap berinvestasi dan mendanai proyek ini hingga 75%," ujarnya,
Ia menegaskan bahwa meskipun tanpa pendanaan dari APBD/APBN, proyek MRT ini tetap sangat diminati oleh investor global.
Ia juga menyampaikan bahwa 8 Tunnel Boring Machines (TBM) telah dipesan dan akan digunakan untuk membangun terowongan bawah tanah MRT Bali. Mesin-mesin pengeruk ini rencananya akan tiba di Bali pada April 2025 mendatang.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/tim