search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
9 Kasus Kekerasan di Jembrana Didominasi KDRT, PPA Gelar Pelatihan Trauma Healing
Rabu, 18 September 2024, 21:08 WITA Follow
image

beritabali/ist/9 Kasus Kekerasan di Jembrana Didominasi KDRT, PPA Gelar Pelatihan Trauma Healing.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Kasus kekerasan di Bali menunjukkan tren peningkatan akhir-akhir ini, menjadi perhatian serius bagi masyarakat untuk bersama-sama melakukan pencegahan. 

Salah satu langkah yang diambil adalah melalui edukasi dan sosialisasi serta aksi nyata di lingkungan masyarakat.

Sebagai bentuk upaya pencegahan, UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Jembrana menggelar pelatihan manajemen dan penanganan kasus kekerasan. Pelatihan ini ditujukan bagi unit layanan perlindungan perempuan dan anak, mulai dari tingkat kabupaten hingga desa, yang dilaksanakan di Kantor Bupati Jembrana pada Rabu, (18/092024). 

Salah satu materi yang diberikan adalah trauma healing, yang disampaikan oleh narasumber dari UPTD PPA Provinsi Bali. Diharapkan pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas pendampingan dan pelayanan terhadap korban kekerasan di lapangan.

Ketua UPTD PPA Provinsi Bali, Luh Hety Vironika, mengakui belakangan ini kasus kekerasan di Bali cenderung meningkat. "Fenomena ini perlu segera ditangani secara bersama, tidak hanya oleh UPTD PPA, tetapi oleh seluruh elemen masyarakat," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kekerasan bisa menimpa siapa saja, di mana saja. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk berani melaporkan jika mengetahui adanya kasus kekerasan, melalui layanan Sapa 129. 

"Kami berharap masyarakat semakin peduli terhadap kekerasan yang terjadi di sekitarnya dan tidak ragu untuk melaporkannya agar bisa segera ditangani," tambahnya.

Ketua UPTD PPA Jembrana, Ida Ayu Sri Utami Dewi, menjelaskan, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada unit layanan agar mereka dapat memberikan pendampingan dan pelayanan yang tepat kepada korban kekerasan. 

Hingga Agustus 2024, sudah tercatat 9 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jembrana, dengan mayoritas kasus adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

"Pelatihan ini diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang berhadapan langsung dengan korban untuk memberikan penanganan yang lebih baik. Selain itu, kami berharap melalui pelatihan ini kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat ditekan di masa mendatang," tutupnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami