search
light_mode dark_mode
Wisatawan Temukan Anak Kucing Hutan di Pejarakan Buleleng

Kamis, 4 September 2025, 18:46 WITA Follow
image

beritabali/ist/Wisatawan Temukan Anak Kucing Hutan di Pejarakan Buleleng.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Seorang wisatawan asing bernama Jhon menemukan dua ekor anak kucing hutan (Prionailurus bengalensis) di kawasan hutan lindung, tepatnya di jalan setapak menuju Pantai Pasir Putih, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.

Kepala Desa Pejarakan, Made Astawa, pada Kamis (4/9) membenarkan temuan tersebut. "Baru pertama kali ada temuan kucing hutan di sini," katanya.

Astawa menjelaskan, wisatawan itu sempat menunggu induk kucing hutan tersebut. Namun karena tak kunjung muncul, kedua anak kucing akhirnya dibawa ke Penangkaran Yayasan Jaringan Satwa Indonesia yang berlokasi di desa setempat.

Ia menambahkan, hutan di Pejarakan membentang ribuan hektar, mencakup kawasan hutan lindung hingga Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Hal ini memperkuat dugaan masih banyak satwa liar yang hidup di wilayah tersebut dan perlu dilestarikan.

"Saya sendiri sudah sampaikan ke warga jika menemukan kucing hutan atau satwa dilindungi lainnya agar segera melaporkan ke petugas BKSDA," ucapnya.

Kepala BKSDA Bali, Ratna Hendratmoko, menegaskan kucing hutan merupakan satwa dilindungi berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, serta Permen LHK No. P.106 Tahun 2018.

"Satwa liar ini memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan memangsa hewan-hewan lain seperti tikus dan serangga yang dianggap hama. Jadi sangat baik untuk keseimbangan alam," jelasnya.

Ratna juga menyebut kucing hutan memiliki ciri khas berbeda dengan kucing biasa, yakni corak kulit bertotol mirip macan tutul. Selain di Buleleng, spesies ini juga pernah ditemukan di Tabanan dan Denpasar.

Dokter hewan Yayasan Jaringan Satwa Indonesia, Farida Ulya, memastikan kondisi kedua anak kucing hutan itu sehat. Keduanya berjenis kelamin betina dengan perkiraan usia tiga minggu dan berat 350–400 gram.

"Perawatan kami lakukan secara intensif dengan memberi makan dan susu setiap tiga jam sekali, pemberian vitamin harian, serta pemeriksaan medis," kata Farida.

Ia menambahkan, kedua satwa tersebut ditempatkan di ruangan hangat dengan penghangat tambahan setiap malam. Proses rehabilitasi diperkirakan berlangsung lama hingga siap dilepas kembali ke habitatnya.

"Ukuran kesiapan lepas liar dilihat dari kapan mereka bisa berburu hewan hidup, beradaptasi dengan lanskap hutan, dan mengasah insting bertahan hidup," jelasnya.

Farida menambahkan, pihaknya hingga kini masih berupaya mencari induk dari kedua anak kucing hutan tersebut lewat pemantauan langsung di lokasi penemuan.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/rat



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami