search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Nenek dan Cucu di Jembrana Digigit Anjing, Tiga Bulan Catat 13 Kasus Rabies
Senin, 21 Oktober 2024, 21:21 WITA Follow
image

beritabali/ist/Nenek dan Cucu di Jembrana Digigit Anjing, Tiga Bulan Catat 13 Kasus Rabies.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Petugas Medikvet Jembrana melaksanakan vaksinasi darurat rabies untuk anjing milik warga di Banjar Delod Bale Agung, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo. 

Kegiatan ini sebagai respons atas kasus gigitan anjing yang terjadi di wilayah tersebut.

Proses vaksinasi dilakukan dengan metode suntik langsung, sebagai upaya untuk menekan kasus rabies yang kerap muncul di Jembrana. Menurut informasi yang diperoleh, insiden gigitan terjadi pada 17 Oktober 2024, di mana dua warga—seorang nenek berusia 59 tahun dan cucunya yang berusia 6 tahun menjadi korban serangan anjing berwarna hitam. Kedua korban mengalami luka gigitan di tangan.

Anjing tersebut melarikan diri dan diketahui menggigit seorang anak perempuan berusia 5 tahun di Banjar Sebual, Desa Dangintukadaya, sebelum akhirnya mati. Sampel anjing tersebut kini sedang diuji di Laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) di Denpasar, dan hasilnya masih ditunggu. Sementara itu, semua korban telah menerima vaksin Anti Rabies (VAR) di fasilitas kesehatan setempat.

Data terbaru menunjukkan bahwa dalam tiga bulan terakhir, terdapat 13 kasus hewan penular rabies (HPR) positif di Jembrana. Rinciannya, pada bulan Agustus tercatat dua kasus, September sebanyak delapan kasus, dan tiga kasus pada bulan Oktober.

"Ibu saya diserang anjing tersebut, lalu cucunya juga menjadi korban. Saat itu, kami hendak ke Puskesmas," ungkap I Putu Agus Suryana (33), ayah salah satu korban. 

Ia juga menambahkan bahwa anjing tersebut sempat diburu oleh warga setempat namun berhasil melarikan diri. Agus berharap hasil uji laboratorium terhadap sampel anjing tersebut negatif. Namun, jika sebaliknya, ia akan mengikuti instruksi dari fasilitas kesehatan.

I Gusti Ngurah Sumber Wijaya, Pelaksana Tugas Kadis Pertanian dan Pangan Jembrana, menyatakan tim Medikvet segera bergerak setelah menerima laporan dari warga. Ia mengharapkan kerjasama dari tim siaga rabies (Tisira) di tingkat desa dan masyarakat yang memelihara HPR untuk lebih peduli terhadap hewan peliharaan mereka.

"Kami mengimbau agar masyarakat tidak hanya memelihara, tetapi juga menjaga dan merawat hewan peliharaan untuk mencegah insiden gigitan," tegasnya.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami