Pengobatan Anak Lancar Tanpa Biaya, Ernawati Bersyukur Memiliki JKN
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.
Kadek Dwi Mahendra Dinata (15), yang kerap disapa Dede, harus dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) di salah satu rumah sakit di Kabupaten Klungkung saat usianya baru menginjak empat tahun lantaran tiba-tiba mengalami sesak napas.
Padahal ia tidak memiliki riwayat sesak napas sama sekali. Namun saat Dede menangis dan terlihat kesulitan bernapas, orang tua Dede segera membawa Dede ke rumah sakit.
“Saya panik karena Dede tiba-tiba menangis kencang di pangkuan saya, terlihat seperti sesak napas. Awalnya tidak terpikirkan kalau Dede saat itu mengalami sesak napas karena saat ia lahir, dokter menyatakan bahwa kondisinya normal dan tidak ada tanda-tanda punya penyakit tertentu. Saya dan suami bergegas membawanya ke UGD agar segera mendapat penanganan. Petugas medis yang siaga, dengan cepat mengambil tindakan dengan memberikan alat bantu pernapasan. Beberapa menit setelahnya, napas Dede berangsur normal kembali,” ungkap Ni Kadek Ernawati (39), yang merupakan ibu kandung Dede, saat ditemui di rumahnya pada Senin (30/09).
Setelah kondisi Dede mulai stabil, dokter pun melakukan pemeriksaan lanjutan. Di saat bersamaan, ayahnya yang saat itu ikut mengantar ke rumah sakit, diarahkan oleh petugas medis untuk mengurus administrasi di loket pendaftaran. Tak berselang lama, ayahnya kembali dan menuturkan proses administratif yang begitu mudah. Saat petugas menanyakan apakah ia menggunakan asuransi, ayah Dede menjawab bahwa ia sekeluarga merupakan peserta aktif JKN. Petugas administrasi langsung meminta kartu JKN atau KTP untuk menjamin biaya pengobatan Dede. Hanya berselang beberapa menit, proses pendaftaran pengobatan Dede selesai.
“Suami saya bilang hanya dimintai kartu JKN atau KTP saja, tidak ada berkas lainnya. Selain itu, proses pendaftaran tidak memakan waktu yang lama. Kami memang mengandalkan JKN ketika berobat ke rumah sakit seperti sekarang ini. Syukurlah suami saya seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kepesertaannya selalu aktif sehingga kami tidak memikirkan biaya pengobatan lagi,” ucap Ernawati.
Beberapa menit berselang, terdengar suara dokter memanggil keluarga Dede. Dari hasil pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa Dede mengidap pneumonia. Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan pada kantung-kantung udara (alveolus) di salah satu atau kedua paru-paru, sehingga alveolus dipenuhi cairan atau nanah yang menyebabkan penderitanya sulit bernapas.
"Di usianya yang masih kecil, anak saya harus menjalani rawat inap selama satu minggu. Saya dan suami sepakat untuk mempercayakan perawatan Dede kepada dokter yang bertugas saat itu, karena kami yakin layanan yang diberikan dapat membuat anak kami sembuh dan kembali seperti sedia kala,” ujarnya.
Setelah seminggu mendapat perawatan intensif di rumah sakit, kondisi Dede sudah dinyatakan pulih oleh dokter dan sudah diperbolehkan untuk pulang. Suami Ernawati kembali menuju loket administrasi untuk menuntaskan proses administrasi pengobatan Dede. Orang tua Dede merasa sangat lega karena seluruh biaya pengobatan Dede sudah ditanggung oleh Program JKN.
Beberapa tahun berselang, kondisi Dede kian membaik, bahkan sesak napasnya pun sempat tidak pernah kambuh selama dua tahun. Sayangnya, di usianya yang kini yang beranjak besar, tiba-tiba sesak napasnya kembali kambuh. Karena cukup berat, lagi-lagi ia dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Ia akhirnya dirawat inap selama empat hari tiga malam di salah satu rumah sakit di Kabupaten Klungkung.
“Saya dan suami sudah tidak sekhawatir dulu karena ada JKN untuk menanggung pengobatan rawat inap Dede. Sekarang pakai KTP saja sudah bisa mendaftar di fasilitas kesehatan karena data JKN sudah terintegrasi pada KTP. Semakin ke sini, saya rasa berobat jadi semakin mudah. Saya sangat bersyukur dan terbantu dengan adanya Program JKN ini. Terima kasih kepada pemerintah karena Program JKN ini sangat berjasa bagi pengobatan anak kami,” ucap Ernawati.
Editor: Robby
Reporter: BPJS Klungkung