Ekonomi Bali Tumbuh 5,28 Persen di Triwulan III 2024, Masih Didorong Pariwisata
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Ekonomi Bali mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 5,28% (year-on-year) pada Triwulan III 2024, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 4,95% pada periode yang sama.
Angka ini menunjukkan adanya pemulihan yang signifikan pasca-pandemi, dengan sektor pariwisata dan konsumsi domestik menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata.
Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana S.E., M.M.. TTL, pengamat ekonomi, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Bali kali ini didorong oleh sektor pariwisata yang terus menunjukkan tren pemulihan setelah pembatasan akibat pandemi dicabut sepenuhnya.
Baca juga:
Ekonomi Bali Tumbuh 5,58 Persen
"Kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Bali meningkat tajam, menghidupkan kembali sektor pariwisata yang menjadi motor utama perekonomian Bali," kata guru besar Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar ini dalam analisisnya pada Rabu (6/11/2024).
Hotel, restoran, dan industri rekreasi menjadi sektor yang berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Bali pada triwulan ini. Peningkatan permintaan terhadap layanan pariwisata, akomodasi, dan budaya lokal menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan ini. Selain itu, adanya peningkatan aktivitas ekonomi lokal, seperti event-event budaya besar di Bali, turut memperkuat konsumsi domestik.
Konsumsi rumah tangga kembali menunjukkan pertumbuhan yang solid, terutama pada sektor-sektor hiburan dan produk-produk lokal yang menjadi favorit masyarakat. Keberadaan berbagai acara budaya dan festival di Bali juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian, menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Dari sisi infrastruktur, pembangunan sarana dan prasarana pariwisata serta pendukungnya terus berlangsung, memberikan dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan lapangan kerja.
"Hal ini tentu meningkatkan daya beli masyarakat, terutama di sektor-sektor yang berhubungan langsung dengan pariwisata," tambah Prof. Suardana.
Selain sektor pariwisata, ekspor barang-barang lokal seperti kerajinan tangan dan kopi khas Bali, terutama Kopi Kintamani, juga mengalami peningkatan permintaan di pasar internasional. Meskipun kontribusinya masih lebih kecil dibandingkan sektor pariwisata, sektor ini memberikan kontribusi yang stabil terhadap kinerja perdagangan luar negeri Bali.
Dalam hal ekonomi makro, meski ada kenaikan harga komoditas global, tekanan inflasi di Bali tetap terkendali. Stabilitas harga pangan dan bahan bakar menjadi faktor kunci yang menjaga daya beli masyarakat tetap kuat. Namun, ketergantungan Bali pada sektor pariwisata tetap menjadi tantangan, mengingat adanya risiko yang mungkin timbul akibat guncangan eksternal.
Oleh karena itu, Prof. Suardana menggarisbawahi pentingnya diversifikasi ekonomi Bali. "Untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi, Bali perlu memperkuat sektor-sektor lain di luar pariwisata, seperti sektor industri kreatif, teknologi, dan pertanian," ujarnya.
Secara keseluruhan, meski terdapat tantangan dalam menghadapi ketergantungan pada sektor pariwisata, Triwulan III 2024 menunjukkan tren positif bagi perekonomian Bali.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/tim