search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Inggris Semakin Krisis, Angka Pengangguran Melonjak Tajam
Rabu, 13 November 2024, 09:53 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Inggris Semakin Krisis, Angka Pengangguran Melonjak Tajam

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Inggris saat ini semakin krisis imbas jumlah pengangguran yang semakin meningkat tajam.

Menurut data yang dirilis Office for National Statistics (ONS) pada Selasa (12/11), tingkat pengangguran di Inggris pada kuartal ke-3 2024 ini meningkat dari yang semula 4,0 persen menjadi 4,3 persen.

Jumlah pengangguran ini meningkat lebih tinggi dari perkiraan. Sebab, para ekonom di Inggris awalnya mengira bahwa tingkat pengangguran di Inggris hanya akan meningkat sebesar 4,1 persen.

Menurut ONS, meningkatnya angka pengangguran di Inggris disebabkan oleh kebijakan kenaikan pajak bisnis dan usaha yang diberlakukan oleh pemerintahan baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Keir Starmer.

Imbas kebijakan ini, perusahaan-perusahaan di Inggris harus menanggung beban pajak yang besar sehingga mereka tidak mampu membayar karyawan lama maupun karyawan baru, demikian dikutip dari AFP.

Hal ini, menurut ONS, juga turut membuat pertumbuhan lapangan pekerjaan melambat sehingga membuat tingkat pengangguran di Inggris meningkat pesat.

"Tingkat pengangguran kuartal ketiga yang melebihi ekspektasi dengan cukup signifikan. [Ini] menjadi sinyal peringatan bagi pemerintah setelah anggaran di mana perusahaan menyaksikan peningkatan besar dalam kontribusi asuransi nasional," ujar manajer investasi di Wealth Club, Isaac Stell.

"Jika biaya tambahan ini membatasi perekrutan dan menyebabkan hilangnya pekerjaan, agenda pertumbuhannya yang disebut-sebut akan semakin diawasi," ia menambahkan.

Selain menaikkan pajak, Starmer juga berencana meningkatkan utang negara untuk membiayai pembangunan infrastruktur. Kebijakan ini diberlakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Inggris.

Meningkatnya jumlah pengangguran di Inggris kini juga semakin diperburuk oleh menurunnya jumlah upah minimum.

Menurut ONS, pertumbuhan upah minimum reguler di Inggris kini hanya sebesar 4,8 persen. Pertumbuhan ini merupakan yang terendah dalam 2 tahun terakhir. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami