Desa Les Buleleng Dinobatkan Jadi Desa Wisata Terbaik ADWI 2024
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JAKARTA.
Desa Wisata Les di Buleleng meraih penghargaan sebagai desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. Desa Les merupakan satu-satunya desa wisata di Bali yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024.
Penghargaan diberikan dalam acara penganugerahan di Teater Tanah Airku Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Minggu, 17 November 2024.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengatakan bahwa ADWI 2024 mengusung tema Dewa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia. "Ini bagian dari visi besar kami agar desa wisata tumbuh menjadi desa wisata mandiri dan bersaing di kancah global," kata dia, dalam sambutannya.
Baca juga:
Desa Les Tejakula Lolos 50 Besar ADWI 2024
Ia menambahkan bahwa penganugerahan desa wisata ini mendorong pertumbuhan kunjungan ke desa-desa wisata hingga 30 persen per tahun sehingga bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi.
Terletak di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Desa Les ini berada di antara laut dan pegunungan sehingga memiliki potensi wisata yang beragam. Les memiliki dua air terjun yakni Air Terjun Yeh Mampeh dan Yeh Anakan terletak di Dusun Selonding. Selain itu, desa di Bali bagian utara ini juga menjadi tujuan wisata diving karena keindahan terumbu karangnya.
Namun, bukan hanya potensi wisata yang membuat desa ini terpilih menjadi desa wisata terbaik. Ketua Dewan Juri ADWI 2024 Ari Suhandi mengatakan, Desa Les istimewa dari semua kategori penilaian, terutama karena mereka berkolaborasi dengan sejumlah universitas di dalam maupun luar negeri.
"Mereka melakukan monitoring terumbu karang secara serius, kemudian mereka melakukan kerja sama dengan satu lembaga untuk perbaikan terumbu karang, juga membangun kelompok ibu-ibu untuk mendapatkan (manfaat) keuangan," kata Ari yang ditemui usai pemberian penghargaan.
Ari menambahkan bahwa keunggulan lain desa wisata ini adalah garamnya yang dibuat dengan proses tradisional. Garam dari desa ini disebut dengan garam palungan karena proses pembuatannya menggunakan bidang jemur berupa palungan atau batang kelapa.
"Pembuatan garam ini menjadi daya tarik wisata, lalu hasil produksi garamnya diekspor ke Jepang," kata Ari. (sumber: tempo.co)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net