search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
DLH Uji Coba Insinerator, Optimistis Jadi Solusi Sampah di Karangasem
Kamis, 19 Desember 2024, 19:43 WITA Follow
image

beritabali/ist/DLH Uji Coba Insinerator, Optimistis Jadi Solusi Sampah di Karangasem.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karangasem melakukan uji coba mesin pembakaran sampah tanpa asap insinerator senilai Rp4 miliar lebih yang ditempatkan di TPA Linggasana, Kecamatan Bebandem, Karangasem pada Kamis (91/12/2024). 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karangasem, Drs. I Nyoman Tari yang hadir langsung dalam uji coba tersebut mengungkapkan, insinerator ini bisa menjadi jawaban untuk persoalan sampah yang selama ini terjadi di Kabupaten Karangasem.

"Incinerator ini sudah diterapkan di Kabupaten Badung, sebelumnya kita sempat studi ke sana, alat ini mampu membakar sekitar 10 sampai 15 ton sampah setiap harinya," ujar Tari saat melaksanakan uji coba bersama Komisaris PT. Dodika Prabsco Resik Abadi, Karina Prabowo Sanger selaku rekanan penyedia alat tersebut.

Baca juga:
Penanganan Sampah di Bali, Pj Gubernur Tawarkan Insinerator di TPA Suwung

Cara kerja incinerator sendiri cukup simpel cukup memasukkan sampah langsung kedalam tabung pembakaran yang suhu di dalamnya mencapai 1.200 drajar celcius. Hanya butuh waktu sekitar 1 jam, sampah sudah berubah menjadi abu. Selama proses pembakaran, insinerator juga tidak menghasilkan asap tebal karena sudah ada sistem air di dalamnya yang menyaring debu dan asap.

"Nanti kita juga akan lakukan uji emisi serta memberikan pelatihan selama 3 bulan. Untuk sisa pembakaran berupa abu nantinya juga bisa dimanfaatkan menjadi paping atau batako," kata Karina. 

Dengan adanya insinerator ini diharapkan menjadi kunci dari persoalan sampah yang selama ini terjadi di Karangasem. Apalagi volume sampah di TPA Butus juga hampir overload. Kemungkinan hanya bertahan kurag dari satu tahun. Pihak DLH juga berharap ke depan bisa mengadakan incinerator ini bila perlu dibuatkan satu di setiap kecamatan untuk mengatasi masalah sampah. 

Meski bisa dikatakan cukup efektif dalam mengatasi sampah di Karangasem, namun untuk pengoperasian insinerator ini juga membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Untuk sehari insinerator membutuhkan sekitar 200 liter BBM jenis solar. Jika dihitung termasuk perawatan dan biaya listrik maka untuk satu bulan operasionalnya menghabiskan dana sekitar Rp60 jutaan.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/krs



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami