Coreng Citra Pariwisata Bali, Ojol Pemerkosa Turis China Masih Diburu
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Penyelidikan kasus perkosaan terhadap turis China inisial YA (33) oleh tukang ojek pangkalan di kawasan Uluwatu, Ungasan, Kuta Selatan, belum membuahkan hasil. Polisi hingga kini masih melakukan pengejaran terhadap pelaku bejat yang melecehkan dunia pariwisata di Bali tersebut.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjatan S.I.K., M.H., membenarkan bahwa pelaku diduga tukang ojek saat ini masih dalam pengejaran Unit Jatanras Ditreskrimum Polda Bali. Tukang ojek tersebut memperkosa YA usai mengikuti perayaan malam pergantian tahun baru bersama 6 temannya di Magic New Year’s Eve di Utilis Warung, Nyangnyang Beach, Uluwatu, Bali, pada 31 Desember 2024.
Dijelaskannya, sekitar pukul 01.20 dini hari, korban dan temannya bubaran meninggalkan lokasi acara. Empat orang temannya kembali ke Salt Villa Ungasan, sedangkan korban dan 2 orang temannya masih menunggu ojek.
"Korban dan keenam temanya beda tempat menginap," ungkap Kombespol Jansen yang sebentar lagi pindah ke mabes Polri ini.
Selanjutnya, korban berjalan kaki sambil mencoba mencari kendaraan/transport untuk kembali ke tempat menginap di Villa Casa de Kayla Tumbak Bayuh, Mengwi, Badung. Kala itu, korban melihat ada sepeda motor dengan pengemudi yang menggunakan jaket dan helm berwarna hijau. Hanya saja, korban lupa apakah ada tulisan atau tidak di jaket tersebut.
Korban melihat tukang ojek tersebut menurunkan 2 penumpang warga negara asing. Lalu, tukang ojek tersebut putar balik menghampiri korban dan melambaikan tangannya, seraya menunjuk dirinya seolah menawarkan korban untuk naik ke sepeda motornya.
Nah karena korban melihat tukang ojek tersebut ramah apalagi sudah menurunkan 2 penumpang, korban akhirnya bersedia naik ke atas sepeda motor. Di atas motor, korban mengatakan ke pelaku, "I Stay At Despacito Loft," dan pelaku menjawab ok.ok, dan mereka pun berangkat menuju vila korban.
Saat itu jaringan signal tidak ada sehingga korban tidak mengetahui arah menuju vila. Namun beberapa saat melaju, korban merasa tukang ojek tersebut tidak menuju ke vilanya. Malah korban diajak ke jalan turunan dan tanjakan yang gelap dan di sekitarnya hanya terdapat semak-semak.
Setelah berada di jalan yang datar, korban mencoba menghubungi teman pelapor yang bernama Felife, namun tukang ojek tersebut marah. Ia berhenti dan merampas ponsel korban. Selanjutnya, pelaku membuang ponsel korban ke jalan.
Pelaku kemudian menunjukkan kepada pelapor tulisan di HPnya yakni ”I WANT TO HAVE A SEX WITH YOU, DON’T SCREAM” (Aku Ingin Melakukan Hubungan Seks Dengan Kamu, Jangan Teriak).
Sadar dirinya terancam bahaya, korban memaksakan diri turun dari atas sepeda motor, begitu juga dengan pelaku ikutan turun. Pelaku berupaya mencekik leher korban. Korban berusaha melawan dan melepaskan cekikan tangan pelaku, tapi tidak bisa karena tenaga pelaku sangat kuat.
Namun saat akan membalikkan badan, korban terjatuh dalam posisi terduduk. Pelaku terus mencekik korban dan langsung menyeretnya ke semak-semak.
"Disanalah (di semak-semak) korban diperkosa dengan kekerasan fisik," ungkap Kombes Jansen.
Dari aksi kejadian itu, korban mengalami beberapa luka lecet di sekitar leher. Suara korban serak akibat dicekik oleh pelaku. Luka lecet di kedua tangan, punggung dan kedua kaki pelapor serta sakit di bagian vagina Korban.
"Pelaku diduga driver ojek online masih dikejar. Kejadian ini sangat mencoreng citra pariwisata Bali dan semoga pelaku secepatnya dapat terungkap," pungkas Kombes Jansen.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/spy