Kenali Penyebab Sakit Kepala Bagian Belakang, PAFI Berikan Solusi Pengobatan

bbn/Rizki Aldiansyah dari Freepik/Kenali Penyebab Sakit Kepala Bagian Belakang, PAFI Berikan Solusi Pengobatan.
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Berbicara tentang gangguan kesehatan pada remaja hingga orang dewasa, salah satunya yang dapat dialami adalah sakit kepala bagian belakang. Sakit kepala bagian belakang dapat menunjukkan masalah kesehatan yang ringan hingga parah.
Hal ini dapat menandakan adanya artritis atau ketegangan otot yang menyebabkan sakit kepala bagian belakang. Prevalensi sakit kepala bagian belakang cukup tinggi di Indonesia, berkisar 46%.
PAFI dengan alamat website pafitanahtoraja.org adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang farmasi. Melalui program pendidikan berkelanjutan, pelatihan, seminar, workshop, serta sertifikasi kompetensi, PAFI berupaya agar para ahli farmasi memiliki kemampuan profesional yang tinggi dan mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab sakit kepala bagian belakang, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.
Apa saja faktor penyebab terjadinya sakit kepala bagian belakang?
Pada umumnya, sakit kepala bagian belakang, atau dikenal juga dengan istilah sakit kepala oksipital, adalah rasa nyeri atau tidak nyaman yang terlokalisasi di area belakang kepala, seringkali di dasar tengkorak atau leher bagian atas. Kondisi ini dapat bervariasi dari ringan hingga parah, dan dapat bersifat sementara atau kronis. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya sakit kepala bagian belakang yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Postur tubuh yang buruk
Faktor pertama yang menyebabkan sakit kepala bagian belakang adalah postur tubuh yang buruk. Posisi duduk atau berdiri yang salah, seperti membungkuk, menunduk terlalu lama saat menggunakan gadget, atau posisi tidur yang tidak ergonomis, dapat menyebabkan ketegangan otot leher dan punggung atas.
Ketegangan ini memicu nyeri yang menjalar hingga ke bagian belakang kepala. Pekerjaan yang menuntut duduk lama, penggunaan komputer tanpa istirahat, dan kebiasaan membawa beban berat di satu sisi tubuh juga menjadi salah satu pemicunya.
2. Adanya cedera kepala dan leher
Cedera kepala dan leher akibat kecelakaan, jatuh, atau benturan keras dapat menyebabkan kerusakan otot, ligamen, saraf, dan tulang di leher dan kepala. Cedera leher akibat gerakan kepala yang tiba-tiba dan cepat ke depan maupun belakang, juga sering terjadi pada kecelakaan kendaraan bermotor, dapat menyebabkan nyeri kronis di leher dan kepala bagian belakang.
3. Mengalami gangguan tidur
Faktor selanjutnya yang menyebabkan sakit kepala bagian belakang adalah adanya gangguan tidur. Gangguan tidur seperti insomnia, dapat menyebabkan kurangnya oksigenasi otak dan ketegangan otot yang dapat memicu sakit kepala.
Selain itu, sleep apnea yang merupakan gangguan pernapasan saat tidur, di mana seseorang berhenti bernapas sementara atau bernapas dengan sangat lemah beberapa kali selama tidur. juga dapat menyebabkan penurunan kualitas tidur yang signifikan, meningkatkan risiko sakit kepala kronis.
4. Faktor gaya hidup dan lingkungan
Gaya hidup dan lingkungan juga dapat memicu sakit kepala bagian belakang. Individu yang memiliki kebiasaan merokok hingga mengonsumsi minuman beralkohol dapat mempengaruhi sirkulasi darah dan fungsi saraf. Kemudian, kekurangan cairan tubuh dapat menyebabkan sakit kepala karena berkurangnya volume darah dan oksigenasi otak.
5. Kondisi medis lainnya
Faktor terakhir yang menyebabkan sakit kepala bagian belakang adalah kondisi medis tertentu seperti stres hingga cemas berlebihan. Kondisi psikologis dapat memicu ketegangan otot dan perubahan kimia otak yang menyebabkan sakit kepala.
Apa saja obat yang tepat untuk mengobati sakit kepala bagian belakang?
PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab utama dari sakit kepala bagian belakang. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala sakit kepala bagian belakang serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:
1. Paracetamol
Paracetamol merupakan analgesik yang ampuh untuk meredakan sakit kepala bagian belakang, terutama yang disebabkan oleh ketegangan otot atau sakit kepala tegang. Obat ini bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin penyebab nyeri dan peradangan. Dosis umum yang akan diberikan oleh apoteker berkisar 500 mg, diminum 3 kali sehari setelah makan. Paracetamol tersedia dalam berbagai merek seperti biogesic, paramex, panadol, dan pamol.
2. Ibuprofen
Ibuprofen termasuk golongan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang efektif mengurangi nyeri dan peradangan. Dosis yang umum adalah 200-400 mg setiap 4-6 jam. Ibuprofen sangat berguna untuk sakit kepala akibat ketegangan otot, migrain, atau peradangan saraf. Obat ini tersedia dalam merek seperti proris triple action dan juga bisa didapatkan dengan resep apoteker.
3. Aspirin
Aspirin juga merupakan obat golongan salisilat yang bekerja menghambat enzim pembentuk prostaglandin sehingga meredakan nyeri. Dosis yang dianjurkan apoteker untuk sakit kepala adalah 30-650 mg setiap 4-6 jam. Aspirin efektif untuk sakit kepala tegang dan dapat digunakan dengan hati-hati karena efek sampingnya, terutama pada orang dengan gangguan pencernaan.
4. Obat kombinasi paracetamol dan kafein
Obat seperti panadol extra dan bodrex extra mengandung kombinasi paracetamol dan kafein. Kafein membantu meningkatkan efektivitas analgesik dan mengurangi rasa kantuk. Obat ini cocok untuk meredakan sakit kepala bagian belakang yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengurangi gejala sakit kepala belakang adalah istirahat yang cukup, mengonsumsi lebih banyak air putih untuk menghindari dehidrasi serta minum air jahe hangat. Air jahe hangat memiliki kandungan antiradang dan antioksidan yang efektif mengatasi sakit kepala tegang dan migrain.
Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang sesuai.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/adv