Suryani Institute Tangani Kasus Pasung dan Pasien Terlantar di Klungkung
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.
Suryani Institute for Mental Health (SIMH) kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun layanan kesehatan mental yang merata dan menjangkau masyarakat hingga ke pelosok desa.
Pada Jumat, 9 Mei 2025, tim lapangan yang dipimpin Prof. Dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, dr., Sp.K.J., Subsp.K.(K), MARS bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) Bali, Program Studi Program Pendidikan Dokter Spesialis Psikiatri FK UNUD, dan Ikatan Alumni Psikiatri Udayana (IKATRIYANA), melakukan kunjungan ke beberapa desa di Klungkung dan Karangasem.
Tim menyambangi pasien gangguan jiwa, termasuk yang mengalami pemasungan, untuk memberikan pemeriksaan psikologis, terapi lanjutan, dan pengobatan sesuai kebutuhan.
Di Desa Akah, Klungkung, tim menemukan seorang pasien yang masih dipasung selama 18 tahun. Tragisnya, kakak kandung yang selama ini merawatnya meninggal akibat komplikasi penyakit kencing manis dan stroke. Kondisi pasien kini sangat memprihatinkan dan hanya mampu beraktivitas di dalam kamar.
Sementara di Desa Pasekbali, Klungkung, seorang pasien gangguan jiwa ditemukan dalam kondisi mengenaskan, terbaring bersama kotorannya sendiri karena tak ada yang merawat secara rutin. Kondisi ini mencerminkan lemahnya pelaksanaan konsep menyamaberaya bagi mereka yang mengalami gangguan jiwa.
Dalam kegiatan itu, pihak SIMH sempat bersitegang dengan Puskesmas dan Dinas Sosial Klungkung terkait penanganan pasien yang dinilai mengabaikan hak-hak kemanusiaan.
Lebih dari sekadar layanan medis, tim juga memberikan bantuan sembako dan kebutuhan dasar bagi keluarga pasien. Edukasi dilakukan agar keluarga dapat berperan aktif dalam pemulihan anggota keluarganya.
“Melihat kondisi yang kami temukan di lapangan menunjukkan masih adanya warga dengan gangguan jiwa yang hidup dalam keterasingan dan penderitaan yang mendalam. Kami mengajak Bapak Bupati Klungkung untuk bersama-sama memperkuat kolaborasi dalam membangun sistem layanan kesehatan jiwa yang lebih merata dan manusiawi. Dengan sinergi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat sipil, kita bisa memastikan bahwa tidak ada satu pun warga Klungkung yang tertinggal dalam hal akses terhadap kesehatan mental. Bali yang sehat jiwa bukan sekadar cita-cita – ia adalah tanggung jawab kolektif kita semua.” ujar Prof. Cokorda Bagus Jaya Lesmana dalam wawancara usai kegiatan.
Program ini menjadi intervensi penting di tengah keterbatasan fasilitas dan kondisi geografis yang kerap menjadi hambatan dalam pemerataan layanan kesehatan mental di Bali Timur. Selain itu, program ini juga membangun jejaring kerja sama antara institusi kesehatan, pemerintah desa, dan masyarakat lokal agar pelayanan dapat berkelanjutan meskipun tim lapangan tidak selalu hadir.
“Kami akan terus bergerak. Desa-desa seperti Besakih, Pesaban, Pasekbali, dan Akah adalah program lanjutan dari misi besar kami. Bali yang sehat jiwa adalah visi bersama, dan kami yakin ini bisa dicapai jika semua pihak bergandengan tangan,” tutup Prof. Cokorda didampingi dr. Amita Rouli Purnama Sitanggang, SpKJ dan para residen psikiatri FK UNUD.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/rls