Tradisi Ngejot Iduladha di Kampung Angantiga Badung, Wujud Harmoni Islam-Hindu
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Tradisi toleransi umat beragama tetap lestari di Kampung Islam Bugis Angantiga, Desa Petang, Kabupaten Badung.
Setiap Hari Raya Iduladha, warga Muslim di kampung ini menjaga warisan leluhur berupa tradisi ngejot—berbagi daging kurban kepada warga Hindu di sekitar mereka.
Ketua Panitia Kurban 2025 yang juga Kepala Kampung Angantiga, Mbramsudin, menyampaikan bahwa tradisi ngejot ini telah berlangsung turun-temurun dan menjadi bagian dari perayaan Iduladha di kampung tersebut.
“Setelah prosesi pemotongan hewan kurban, kami selalu berbagi kepada saudara-saudara kami yang beragama Hindu, khususnya di Banjar Angantiga. Ini sudah menjadi kebiasaan sejak zaman leluhur, dan kami generasi sekarang hanya melanjutkan,” ujarnya, Jumat (6/6/2025), di Desa Petang.
Pada perayaan Iduladha tahun ini, panitia menerima 24 ekor kambing dan 4 ekor sapi untuk dikurbankan. Seluruh warga kampung terlibat aktif dalam pelaksanaan tradisi ini, mulai dari orang dewasa, remaja, hingga anak-anak.
Harmoni antarumat juga disampaikan oleh Bendesa Adat Angantiga, Nyoman Kamiana. Ia menuturkan bahwa hubungan erat antara umat Hindu dan Muslim di kampung ini telah terjalin sejak zaman dahulu.
“Leluhur kami, baik yang Hindu maupun Muslim, sudah sejak lama menjalin silaturahmi yang kuat. Setiap Iduladha, umat Muslim berbagi dengan kami, begitu juga saat Galungan, kami menjalin toleransi dengan mereka,” kata Kamiana.
Tradisi ngejot di Kampung Angantiga bukan hanya simbol toleransi, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa keberagaman dapat hidup berdampingan dalam keharmonisan di Kabupaten Badung.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/aga