Pemungutan Retribusi Wisata Nusa Penida Masih Manual, Dispar Klungkung Akui Belum Maksimal

beritabali/ist/Pemungutan Retribusi Wisata Nusa Penida Masih Manual, Dispar Klungkung Akui Belum Maksimal.
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.
Popularitas Nusa Penida sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Bali terus meningkat, namun sayangnya belum sepenuhnya diimbangi dengan sistem pemungutan retribusi yang efektif dan modern.
Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Klungkung saat ini masih menghadapi tantangan serius dalam mengelola penerimaan dari sektor pariwisata ini. Padahal, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun ini ditetapkan cukup ambisius sebesar Rp40 miliar.
Kepala Dinas Pariwisata Klungkung, Ni Made Sulistiawati, mengakui bahwa pemungutan retribusi masih didominasi dengan cara manual, meskipun pemerintah telah menyediakan opsi digital seperti aplikasi pembayaran dan sistem QRIS.
“Penggunaan metode digital masih belum maksimal," ujarnya, Senin (14/7/2025).
Saat ini, sekitar 35 petugas diterjunkan untuk mengelola pemungutan retribusi di titik-titik sibuk seperti Pelabuhan Sampalan, Buyuk, Toya Pakeh, hingga Devil’s Tears di Nusa Lembongan. Para petugas bekerja dalam dua shift guna melayani wisatawan setiap harinya.
Namun, lonjakan jumlah wisatawan di jam-jam tertentu sering kali membuat sistem manual ini kewalahan.
“Saat arus wisatawan membludak, proses pemungutan tidak jarang menjadi kacau dan rawan kebocoran,” katanya.
Melihat situasi tersebut, Dispar Klungkung mulai membuka peluang kerja sama dengan pihak ketiga untuk merancang sistem digital yang lebih terintegrasi dan andal. Langkah ini diharapkan mampu menutup celah kebocoran sekaligus meningkatkan efisiensi pelayanan kepada wisatawan.
“Ini menjadi tantangan kami untuk mencapai mencapai target tinggi,” ujarnya.
Sebagai catatan, tahun lalu Pemkab Klungkung menargetkan PAD pariwisata sebesar Rp30 miliar dan berhasil merealisasikan Rp31 miliar. Untuk tahun 2025, selain menaikkan target menjadi Rp40 miliar, jumlah kunjungan wisatawan juga ditargetkan mencapai 2,5 juta orang.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/klk