search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pasca-Tenggelam KPM Tunu, Ritual Mulang Pekelem Digelar Lagi di Selat Bali

Rabu, 23 Juli 2025, 20:45 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pasca-Tenggelam KPM Tunu, Ritual Mulang Pekelem Digelar Lagi di Selat Bali.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Setelah dihentikannya operasi pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, masyarakat di Gilimanuk bersama instansi terkait berencana menggelar upacara mulang pekelem di Selat Bali.

Upacara ini menjadi bentuk penghormatan sekaligus permohonan keselamatan di tengah laut, terutama di jalur penyeberangan yang padat aktivitas pelayaran.

Ritual mulang pekelem ini rencananya akan dilaksanakan pada Jumat (25/7/2025) di sekitar Dermaga LCM Gilimanuk, berdekatan dengan Pura Segara. Upacara ini merupakan yang pertama digelar kembali setelah hampir sembilan tahun terakhir tidak dilakukan di kawasan tersebut.

Ketua panitia karya yang juga Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Toni Wirahadikusuma, menjelaskan bahwa persiapan upacara telah dilakukan dengan melibatkan Desa Adat Gilimanuk, ASDP, serta unsur Kecamatan Melaya. Pihaknya juga telah memohon petunjuk kepada para sulinggih di wilayah Gilimanuk dan Manistutu terkait pelaksanaan upacara tersebut.

"Upacara ini merupakan ungkapan bhakti dan upaya menjaga keharmonisan alam semesta, utamanya di wilayah laut Selat Bali yang menjadi jalur utama pelayaran," ujar Ida Bagus Toni.

Dalam prosesi upacara nanti, akan dilakukan pelarungan sejumlah hewan ke tengah laut, termasuk kerbau dan angsa, sebagai simbol persembahan kepada laut. Pelarungan atau nglarung ini mengikuti tatanan dan tradisi adat Bali.

Sementara itu, Manajer Usaha ASDP Gilimanuk, Ryan Dewangga, menyampaikan bahwa ritual ini juga atas saran dan dukungan dari Bupati Jembrana. ASDP turut memfasilitasi pelaksanaan upacara, termasuk penyediaan kapal motor yang akan digunakan untuk pelarungan persembahan.

Menariknya, ritual mulang pekelem kali ini juga beriringan dengan tradisi petik laut yang biasa dilakukan oleh komunitas nelayan muslim Gilimanuk. Dalam prosesi tersebut, masyarakat juga akan melarung kepala kerbau ke tengah laut sebagai bentuk syukur dan harapan akan keselamatan dalam mencari nafkah di laut.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami