search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bangli Target Prevalensi Stunting Turun Jadi 6,5 Persen

Rabu, 6 Agustus 2025, 20:08 WITA Follow
image

bbn/dok beritabali/Bangli Target Prevalensi Stunting Turun Jadi 6,5 Persen.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BANGLI.

Untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Bangli, pemerintah menggandeng seluruh stakeholder terkait untuk berkomitmen melakukan pencegahan dari hulu dengan memberikan pemahaman terhadap calon pengantin. 

Dengan kerja sama ini diharapkan angka prevalensi stunting di Bangli bisa terus ditekan.

Hingga saat ini, angka prevalensi stunting di Kabupaten Bangli terus mengalami penurunan bahkan menjadi yang tertinggi di Bali dengan capaian penurunan sebesar 1,9 persen. Dimana angka prevalensi pada tahun 2023 berada di angka 10,2 persen dan turun menjadi 8,3 persen pada tahun 2024.

Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bangli, I Dewa Agung Putu Purnama, pada 6 Agustus 2025, mengatakan, stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya.

"Jika ini terus dibiarkan akan berdampak negatif pada kualitas generasi penerus bangsa," tegasnya, Rabu (6/8/2025).

Terkait hal tersebut, pihaknya bersama seluruh pihak terkait terus berupaya melakukan berbagai langkah melalui program peningkatan gizi ibu hamil dan anak, penyuluhan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, penyediaan makanan tambahan bergizi, serta yang paling gencar dilakukan saat ini adalah pemahaman terhadap calon pengantin (catin).

"Dengan pemahaman yang baik tentang stunting, catin dapat mempersiapkan diri untuk memiliki kehamilan yang sehat dan melahirkan anak yang sehat dan bebas stunting," jelasnya.

Ia menegaskan bahwa pencegahan dari hulu dianggap sangat penting guna mencegah terjadinya kasus stunting baru. Dengan langkah ini, target penurunan angka prevalensi stunting di Bangli tahun 2025 sebesar 6,5 persen diharapkan bisa terwujud.

Tidak hanya itu, penguatan peran lintas sektor, kabupaten/kota, dan desa menjadi sangat penting untuk melaksanakan agenda monitoring dan evaluasi yang pasti sehingga tersusun roadmap kerja lintas sektor yang saling terintegrasi, sehingga langkah nyata pencegahan stunting bisa terlaksana dengan baik.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami