search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Di Balik Penutupan TPA Suwung, Ada Potensi Listrik Setara 6,66 MW

Kamis, 7 Agustus 2025, 16:50 WITA Follow
image

bbn/dok beritabali/Di Balik Penutupan TPA Suwung, Ada Potensi Listrik Setara 6,66 MW.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Di tengah polemik penutupan TPA Suwung, fakta menarik justru terungkap. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Ecotrophic, Volume 11, Nomor 2 Tahun 2017, emisi gas metana dari TPA Suwung berpotensi menghasilkan energi listrik hingga 6,66 megawatt (MW).

Dalam artikel berjudul “Potensi Energi Listrik yang Dihasilkan dari Emisi Gas Metana di TPA Suwung Provinsi Bali”, disebutkan bahwa dominasi sampah organik di TPA Suwung secara teori sangat berpotensi menghasilkan gas metana. Jika gas ini dikelola dengan baik, dapat dikonversi menjadi energi listrik yang cukup signifikan.

Gas metana yang tidak dikelola justru bisa lepas ke udara dan menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca, yang mempercepat terjadinya pemanasan global.

Berdasarkan analisis tim peneliti yang terdiri dari Putu Dian Paramitha Dewi, I Wayan Suarna, dan I Wayan Budiarsa Suyasa dari Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Udayana, rata-rata volume sampah yang masuk ke TPA Suwung mencapai 3.551,88 m³ per hari. Sampah ini mayoritas berasal dari Kota Denpasar dan sebagian wilayah Kabupaten Badung.

Volume sampah yang masuk ke TPA Suwung berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Denpasar tercatat sebesar 1.296.438 m³.

Komposisi sampah yang masuk pun didominasi oleh bahan organik sebanyak 78,1%, sedangkan anorganik sebesar 21,9%. Sampah kebun atau taman menjadi jenis terbanyak yakni 45,71%, diikuti sisa makanan 17,71%, dan komponen karet 1,48%.

Sementara itu, sampah anorganik paling banyak berasal dari plastik (19,26%), disusul logam dengan persentase paling rendah 0,54%.

Dengan potensi sebesar ini, penutupan TPA Suwung menjadi ironi. Seandainya dikelola optimal, kawasan ini bisa memberikan kontribusi nyata terhadap kebutuhan energi bersih di Bali.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami