Warga Munduk Duk Pelaga Badung Berharap Jaringan Listrik Masuk Kebun
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Kawasan Munduk Duk, Banjar Adat Tiyingan, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung hingga kini masih belum sepenuhnya menikmati aliran listrik.
Tepatnya di areal perkebunan di kaki Puncak Mangu, Gunung Catur, lebih dari 40 kepala keluarga (KK) membangun pondok atau rumah semi permanen untuk tempat singgah saat bertani, namun belum terjangkau jaringan listrik memadai.
"Rumah asli kami memang di pusat banjar, namanya Banjar Tiyingan," jelas salah seorang warga Munduk Duk, Wayan, beberapa hari lalu di Badung.
Menurutnya, pondok dibangun untuk memudahkan warga mengurus kebun. Mereka tidak perlu pulang jauh hanya untuk beristirahat.
"Tapi sekedar berteduh pas hujan, kan perlu. Makanya ada pondok. Sekarang sudah dibangun jadi rumah semi permanen, perlu listrik untuk ya sekedar cas HP, alat-alat tani, ngecas alat semprot," paparnya.
Baca juga:
Bantah Niluh Djelantik, DPRD Badung Pastikan Semua Rumah di Desa Pelaga Sudah Teraliri Listrik
Meski akses jalan sudah memadai, jaringan listrik belum masuk sejak tahun 2001. Warga berharap perluasan jaringan listrik segera terealisasi.
Warga lain, Wirta, menambahkan, sudah ada lima KK yang secara swadaya menarik kabel listrik sejauh 2-3 kilometer ke pondok mereka.
"Kira-kira habis Rp 20 juta untuk bentang kabel sampai ke kebun. Sudah lama kami bertiga warga di pondok mengamprah agar ada jaringan ke sini, tapi belum bisa terpenuhi," ucapnya.
Menurutnya, syarat pemasangan tiang listrik terkendala jarak jauh dan jumlah penerima sedikit sehingga biaya lebih besar daripada manfaat.
Kelian Dinas Banjar Tiyingan, Ketut Sumarta, menegaskan bahwa Munduk Duk sejatinya adalah kawasan perkebunan, bukan pemukiman warga. Namun, karena ada pondok untuk singgah, kebutuhan listrik menjadi penting.
"Listriknya diamprah untuk di kebun. Kalau di pemukiman, semua sudah dapat listrik, jaringannya ada. Artinya warga memohon supaya ada perluasan jaringan. Listrik bisa tersambung sampai ke kebun," katanya.
Ia menyebutkan, PLN sudah mulai memasang tiang listrik di wilayah tersebut dan diperkirakan aliran listrik bisa masuk paling lambat akhir September ini.
"Dari pendataan tersebut, ketemulah 42 KK. Warga kami di pondok memang berharap akses listrik diperluas. Jaman sekarang, semua serba mesin, perlu cas HP, alat-alat, tidak mesti pulang ke banjar, ke rumah asli mereka, kan jauh. Cukup di pondok," ujarnya.
Dengan adanya aliran listrik, warga berharap produktivitas pertanian dan beternak di kawasan Munduk Duk semakin terbantu.
"Jadinya warga lebih mudah kerja. Di tegalan sana rata-rata berkebun, sampai beternak," tutupnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/aga