Hambat Perkembangan UMKM di Indonesia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan ikut menjadi faktor penghambat tumbuh majunya UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) secara merata di seluruh Indonesia.
Padahal program penjaminan kredit sudah digulirkan sejak 1971 oleh PT Askrindo (Asuransi Kredit Indonesia) yang sekaligus tercatat yang sebagai lembaga penjamin kredit (LKP) pertama di tanah air.
"Faktor geografis kepulauan memang menjadi salah satu faktor belum berkembangnya UMKM di Indonesia sebagaimana yang diharapkan. Negara-negara yang UMKM-nya sudah maju juga mengakui faktor kepulauan ini," jelas Sekretaris Jenderal ACSIC (Asian Credit Supplementation Institution Confederation), Nanang Waskito di hari kedua konferensi ACSIC di Nusa Dua, Rabu (7/11).
Namun di sisi lain, Nanang mengakui, gebrakan pemerintah dengan mengucurkan dana sebesar Rp 1,45 triliun dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN) kepada dua LPK, yakni Askrindo dan Perum Sarana itu adalah sebagai terobosan baru dan pertama kalinya. Dana yang bersumber dari APBN itu dipastikan akan sangat membantu tumbuh-kembangnya UMKM di tanah air.
Dengan dana sebesar itu berarti dana yang bisa dijaminkan dua LPK adalah sampai Rp 14,5 triliun, dan bisa menjangkau 580 ribu UMKM dengan rata-rata pinjaman Rp 25 juta. "Bila setelah mendapat kredit Rp 25t juta, tiap UMKM minimal bisa mempekerjakan 3 orang, berapa tenaga kerja sudah bisa ditampung," ujarnya.
Menurut Nanang, UMKM di Indonesia sebagian besar di sektor pertanian, di samping juga ada aneka kerajinan, dan jasa. Berbeda dengan di negara-negara maju seperti Jepang, UMKM nya lebih diodominasi perdagangan dan jasa. Dari segi jumlah, UMKM di Indonesia tercatat paling banyak yakni mencapai 48
juta.
Reporter: bbn/ctg