search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Transmisi Seksual 53,2%, Jarum Suntik 34,4%
Kamis, 24 April 2008, 14:30 WITA Follow
image

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pencegahan penyakit mematikan HIV/AIDS mesti dilakukan sejak dini menyasar remaja dan generasi muda. ”Melalui pengenalan bahaya dan pencegahan HIV/AIDS sejak dini, diharapkan dapat meminimalisir penyebarluasan penyakit ini,” tegas Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Denpasar Drs Nyoman Aryana M.Si kepada wartawan di ruang kerjanya Kamis (24/4). Apalagi berdasarkan data yang ada sebagian besar penderita adalah generasi muda yang merupakan kelompok usia produktif. ”Kondisi ini dapat berdampak pada pelaksanaan pembangunan daerah dan perekonomian bangsa,” jelasnya.

Nyoman Aryana juga menambahkan tingginya usia produktif penderita HIV/AIDS juga berdampak pada kualitas SDM pelaksana pembangunan. ”Bayangkan jika sebagian besar SDM potensial yang seharusnya berguna menjadi penggerak dan pelaksana pembangunan tidak bisa melaksanakan kewajibannya dengan baik akibat menderita penyakit ini,” jelasnya.

Apalagi HIV/AIDS bisa mengenai siapa saja, tidak memandang pekerjaan, usia, golongan dan jabatan. Mengutip data dari KPAD Kota Denpasar per 31 Januari 2008, jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Denpasar mencapai 939 orang. Salah satu upaya KPAD Kota Denpasar adalah dengan mengenalkan HIV/AIDS, bahaya dan pencegahannya kepada siswa sekolah lewat pembentukan Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN).

”Siswa anggota KSPAN ini dilatih untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang HIV/AIDS sehingga dapat menyebarluaskan pemahaman tersebut kepada rekan-rekannya,” jelas Aryana. Pendekatan ini dinilai cukup efektif sebab para siswa mensosialisasikan HIV/AIDS dengan menggunakan bahasa mereka yang mudah dimengerti dan dipahami kalangan remaja. ”Apalagi para remaja seringkali lebih terbuka kepada rekan daripada orangtuanya,” jelas Aryana. Upaya ini dapat pula memberikan pemahaman yang benar sehingga mengurangi mitos dan informasi keliru yang sering diperoleh kaum remaja. Tahun 2008 ini pelatihan tutor sebaya KSPAN menyasar SMP Negeri 3 Denpasar dan SMA Negeri 8 Denpasar.

Di kedua tempat tersebut sebanyak 80 siwa peduli HIV/AIDS dan Narkoba diberikan pengenalan dan pengetahuan tentang serba serbi HIV/AIDS, kesehatan reproduksi, penyakit menular seksual dan pengetahuan penting lainnya. Pemateri melibatkan Forum Guru Pembina KSPAN, KPAD Prov Bali dan Kota Denpasar serta LSM Muda Berdaya Bali. Terungkap bahwa kasus HIV/AIDS terbanyak ditularkan melalui transmisi seksual (53,2%) dan melalui pemakaian jarum suntik bersama-sama (34,4%). 

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami