search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pupuk Jembrana Melebihi Kebutuhan
Selasa, 3 Februari 2009, 17:56 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Pupuk Jembrana Melebihi KebutuhanAdanya dugaan 'permainan' distribusi pupuk bersubsidi yang menyebabkan kelangkaan pupuk bersubsidi di Jembrana, khususnya di Subak Berawantangi, Tukadaya, Melaya, sedikit terkuak setelah PT. Pupuk Kaltim, selaku produsen dan penyalur pupuk bersubsidi di Jembrana angkat bicara.

Sejatinya kelangkaan pupuk tersebut lantaran permintaan dari subak yang tertuang dalam RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) kepada produsen memang tidak sesuai dengan kenyataan. Akibatnya, petani kelimpungan dan terpaksa membeli pupuk dengan harga yang jauh lebih tinggi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ariyanto, utusan PT. Pupuk Kaltim saat ditemui di sela-sela melakukan sosialisasi sistem pendistribusian pupuk bersubsidi kepada petani, subak, Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) dan Perbekel di se Kecamatan Melaya, di Kantor Camat Melaya, Selasa (3/2).

"Tidak masuk akal kalau di Jembrana sampai kekurangan pupuk karena selama ini penditribusian pupuk sangat lancar dan jatah yang dipasokpun melebihi permintaan," ujarnya. Menurut Ariyanto pada tahun 2008 jumlah permintaan pupuk bersubsidi dari Jembrana mencapai 2.786 ton sedangkan yang disiapkan sebanyak 3.725 ton. "Permintaan sudah kita tambahkan 1000 ton, jadi tidak mungkin ada kelangkaan pupuk, " tegasnya.

Untuk tahun 2009, pihaknya sudah menyiapkan sesuai permintaan dan semuanya sudah dipenuhi. "Pokoknya berapapun jumlah pupuk yang dibutuhkan petani akan kita siapkan asalkan datanya benar-benar sesuai dengan kenyataan riil di lapangan " katanya. Ariyanto juga akan tetap siap memasok pupuk jika nantinya di tengah perjalanan terdapat kekurangan pupuk, sepanjang melalui prosedur yang benar.

Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Kelautan, IGN Sandjaja, saat ditemui di tempat yang sama, Selasa (3/2) mengatakan langkanya pupuk di Subak Berawantangi bukan karena kekurangan pasokan namun karena banyak petani lahannya tidak tercantum di dalam data RDKK sebagai dasar pasokan pupuk ke subak tersebut.

"Sayangnya penambahan jumlah lahan tidak segera disampaikan kepada Kelian Subak akibatnya petani tersebut tidak memperoleh pasokan pupuk dari penyalur," katanya. Sandjaja menambahkan akibat tidak mendapat pasokan pupuk, otomatis petani tersebut akan menggerogoti milik petani lainnya yang telah tercantum dalam RDKK.


Kenyataan tersebut diakui oleh Kelian Subak Berawantangi, Ketut Seden. Dirinya mengakui kalau data dalam RDKK tidak sesuai dengan jumlah riil di lapangan lantaran dirinya ingin memberikan sanksi kepada petani yang malas ikut rapat. "Saya akui data dalam RDKK tidak sesuai dengan kenyataan karena saya ingin memberikan sanksi kepada petani yang malas ikut rapat dengan mengurangi jatah yang dibutuhkannya," katanya. 

Reporter: bbn/dey



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami