search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ortu Digusur, Anak Bolos Sekolah
Kamis, 23 Juli 2009, 18:11 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Penggusuran yang dilakukan oleh ASDP Gilimanuk terhadap sejumlah pedagang dan ojek membawa dampak yang meluas. Sejumlah pedagang asongan mengaku kalau pasca penggusuran itu penghasilan mereka jauh menurun sehingga terpaksa anak-anak mereka bolos sekolah lantaran tidak tersedianya biaya untuk ongkos kendaraan.

Dari keterangan yang dihimpun di sejumlah pedagang asongan di Parkir Manuver, Kamis (23/7) penggusuran yang dilakukan ASDP Gilimanuk membawa dampak yang cukup signifikan terhadap penghasilan mereka sehari-hari.

“Sejak penggusuran itu pendapatan kami jauh menurun karena pembeli jarang yang mau berbelanja,” ujar salah seorang pedagang asongan.

Mereka juga terpaksa memboloskan anak-anaknya dari sekolah lantaran ketiadaan biaya untuk ongkos transport. “Jangankan untuk beli bensin atau ongkos angkot, untuk makan saja kami sudah kurang. Bagaimana kami bisa hidup. Kalau kondisinya seperti ini, kami merasa seperti dibunuh pelan-pelan,” keluh Bu Komang salah seorang pedagang, Kamis (23/7).

Meski di Jembrana ada kebijakan pendidikan gratis, imbuh Komang, namun masih ada biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan untuk membiayai anak-anak sekolah. “Selama dua minggu ini saya tidak berjualan sehingga tidak ada uang masuk. Anak-anak kami terpaksa banyak yang bolos sekolah karena kami tidak bisa memberinya uang transport,” tandasnya.

Menurut pedagan lainnya, kebijakan penggusuran ini juga membuat mereka tidak mampu membeli dagangan dan membayar dagangan yang telah diambil sebelumnya. “Meski kami tetap berjualan di parkir manuver, percuma saja karena sepi pembeli. Kalau ini berlarut-larut, bisa-bisa kami kelaparan,” ujar salah seorang pedagang lainnya.

Hal senada juga disampaikan oleh sejumlah pedagang asongan. Mereka mengaku sejak digusur ke parkir manuver penghasilan mereka jauh menurun. “Kalau jualan siang, kondisinya sepi sekali. Tidak ada kendaraan yang parkir. Kalau malam, penumpang tidak ada yang mau turun. Kami ini menjadi bingung, kemana lagi harus mengadu,” kata mereka. (dey)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami