search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Blangko Habis, KK SIAK Tersendat
Senin, 10 Agustus 2009, 18:53 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Ketiadaan blangko Kartu Keluarga (KK) SIAK rupanya menjadi sandungan bagi Pemkab Jembrana untuk menuntaskan program peralihan dari KK SIMDUK menjadi KK SIAK pada bulan Agustus ini. Ketiadaan blangko ini juga dikeluhkan sejumlah warga Jembrana.

Dari informasi yang dihimpun, sejatinya peralihan KK SIMDUK menjadi KK SIAK hanya membutuhkan waktu 3 hari saja, namun kenyataannya masyarakat membutuhkan waktu hingga 2 minggu untuk memperoleh KK SIAK.

Usut punya usut, ternyata hal tersebut diakibatkan karena stok blangko sudah habis. Salah seorang warga Kelurahan Loloan Timur, Jembrana mengatakan kalau dirinya sudah seminggu lebih bolak balik mengurus KK SIAK sampai harus meninggalkan pekerjaannya.

“Saya sampai bolak balik mengurus tapi tidak dilayani juga. Ternyata setelah diusut katanya blangkonya kosong. Kenapa tidak sejak awal saya dikasi tahu sehingga tidak sampai minta ijin berkali-kali hanya untuk mengurus KK baru,” katanya seraya meminta agar namanya tidak dionlinekan, Senin (10/8).

Perempuan bertubuh tambun ini meminta agar Pemkab Jembrana harus menyeimbangkan antara program dengan pelayanan maksimal pada semua tingkatan.

Sementara itu Kadis Dafduk, Nakertrans dan Capil, IGP Sudhiarsa, ketika dikonfirmasi Senin (10/8) mengakui kalau memang ada kendala dalam pengadaan blangko KK SIAK tersebut.

“Memang ada keterbatasan dengan toleransi kesalahan dalam pengisian blangko maksimal 10 persen saja,” kata Sudhiarsa. Namun, imbuh Sudhiarsa, jika ada kecamatan yang kekurangan blangko, pihaknya akan segera mendistribusikannya sesuai dengan kebutuhan. “Kami akan segera distribusikan sesuai kebutuhan. Jangan sampai stok di kabupaten malah kurang di kecamatan banyak kesalahan. Kalau hal itu terjadi, dampaknya kepada semua kecamatan,” jelasnya.

Selain kekosongan blangko, Sudhiarsa juga mengaku kalau ada kendala teknis lainnya. “Kadang mesinnya rusak sehingga harus diperbaiki dulu,” kilahnya. (dey)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami