search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sabung Nyawa Hadapi Badai dan Gelombang 12 Meter
Minggu, 3 April 2011, 09:34 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Untuk bisa tiba di Bali, Rob Rama Rambini harus melewati berbagai rintangan di samudera luas dan ganas dengan taruhan nyawa. Namun berkat kesabaran, keberanian, dan perhitungan yang matang, ia akhirnya bisa tiba di pelabuhan Benoa Denpasar.

[pilihan-redaksi]

Ujian bagi pria yang dipanggil Rob ini sudah dimulai sejak awal perjalanannya. 100 mil laut atau sekitar 185 kilometer selatan San Fransico, Rob dan kapal layar kecilnya 'Kona' dihantam badai dengan kecepatan angin 50 knot atau sekitar 92 kilometer per jam. Badai ini merobek layar dan merusak beberapa bagian perahu kecilnya.

Dengan kondisi layar utama robek dan tidak adanya hembusan angin, Rob butuh waktu 2 bulan untuk mencapai Hawaii.

Perjalanan dari Hawaii menuju Kepulauan Solomon juga tidak lebih baik dari sebelumnya. Dua hari setelah meninggalkan Honolulu Hawaii, layar utama kapal Rob robek setengah bagian. Akibatnya, perjalanan kapal layar Rob menjadi lambat dengan persediaan makanan yang minim.

Badai besar dan gelombang tinggi mencapai 12 meter yang dilewati selama perjalanan di sekitar Laut Koral juga merusak kemudi dan baling-baling perahu layarnya. Meski sering "dihajar" badai dan gelombang tinggi mencapai belasan meter, Rob akhirnya tiba dengan selamat di Port Moresby, Papua New Guinea pada 25 Oktober 2010.

Setelah memasuki wilayah perairan Indonesia, Rob juga kembali harus menghadapi keganasan alam yang tak kalah dibanding rute sebelumnya. Saat melewati Laut Arafuru misalnya, Rob harus berjuang mengendalikan perahu layarnya karena di daerah itu nyaris tidak ada angin yang berhembus.

Antara Pulau Solor dan Flores, Rob kembali menghadapi cuaca yang tidak bersahabat sehingga harus mendarat di Baranusa pada 11 Januari 2011.

Pada 16 februari 2011, Rob melanjutkan perjalanan dari Baranusa menuju Alor NTT. 22 Maret ia sudah berada di Flores, dan tiba di Bali pada 3 April 2011.

"Tekad yang kuat membuat saya bisa berhasil tiba di Indonesia dengan selamat. Keinginan untuk bertemu ibu kandung saya, juga menjadi motivasi kuat bagi saya untuk bisa sampai di Bali," ujar Rob saat baru tiba di Pelabuhan Benoa Denpasar, usai menempuh perjalanan laut sejauh 10 ribu mil laut dari Amerika Serikat.




 

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami