Banyak
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali, Ketut Kariyasa Adnyana menyatakan sulit untuk menghilangkan kegiatan prostitusi di wilayah Sanur. Salah satu sebabnya adalah adanya beking atau perlindungan dari oknum-oknum tertentu di masyarakat.
"Memang sangat sulit untuk memberantas keberadaan prostitusi di kawasan Sanur, sebab mereka ada di rumah-rumah penduduk. Dan penduduk setempat seakan tutup mata atas praktik prostitusi tersebut," kata Ketut Kariyasa Adnyana, di Denpasar, Jumat (19/8/2011).
Hal ini disampaikan menanggapi adanya keluhan banyaknya pelajar SMP dan SMA di Denpasar yang datang ke tempat prostitusi tersebut.
"Sangat sulit untuk menjaring atau menertibkan para WTS itu. Keberadaan mereka selama ini tak lepas dari adanya beking dari oknum-oknum masyarakat setempat. Jika ingin memberantas WTS harus ada suatu komitmen dari masyarakat setempat dan juga payung hukum yang jelas," ujar ucap politisi PDIP itu.
Tanpa adanya komitmen dari masyarakat setempat, menurut Ketut, keberadaan prostitusi di wilayah Sanur maupun wilayah lain di Bali pasti akan tetap eksis. Oleh karena itu tokoh-tokoh desa adat di Bali diharapkan berani bertindak jika ingin wilayahnya bebas dari kegiatan prostitusi.
"Tapi jika ingin keberadaan para WTS ini bisa diawasi dengan baik, maka kegiatan prostitusi ini harus dilegalkan. Dengan demikian kesehatan para WTS juga bisa diawasi secara ketat," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pendidikan Denpasar, Putu Rumawan Salain mengaku prihatin atas laporan banyaknya pelajar di Kota Denpasar yang mencari WTS. Hal ini dikhawatirkan akan menambah jumlah penderita HIV/AIDS di Bali, mengingat sudah banyak WTS yang sudah tertular HIV/AIDS.
Reporter: bbn/net