search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
PHDI Himbau Hari Raya Tidak Ditunggangi Politik
Kamis, 7 Maret 2013, 18:20 WITA Follow
image

google/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali menghimbau dan mengharapkan agar sarana, prosesi ritual keagamaan dan budaya  dalam rangkaian hari raya  Nyepi Isaka 1935, Galungan dan Kuningan tidak ditunggangi oleh hal yang terkait dengan politik, menjelang pemilihan kepala daerah Mei mendatang. Hal ini disampaikan Majelis umat Hindu Provinsi Bali, Putu Wirata Dwikora, selaku perwakilan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).

"Hari Raya Keagamaan umat Hindu yakni Nyepi Tahun Baru Saka 1935, Galungan dan Kuningan yang dimulai pada akhir Maret sampai dengan April tahun 2013 ini, bertepatan dengan rangkain pemilihan Kepala Daerah (Pilgub Bali) seperti sosialisasi paket Cagub-Cawagub maupun tahapan pilkada lain seperti kampanye serta kegiatan-kegiatan politik lainnya," ujarnya.
 
"Untuk itu, kami menghimbau dan mengharapkan agar sarana, prosesi ritual keagamaan dan budaya  dalam rangkaian hari raya Nyepi Isaka 1935, Galungan dan Kuningan tidak ditunggangi oleh hal yang terkait dengan politik menjelang pemilihan Kepala Daerah Mei mendatang,"imbuhnya.

Terkait dengan kondisi politik yang sangat rentan dengan gesekan yang dapat memicu kesalahpahaman sehingga menimbulkan konflik, PHDI mengharapkan supaya semua komponen terkait mulai dari aparat desa hingga kepolisian berupaya meminimalisir hal-hal yang berpotensi menimbulkan ketegangan situasi, seperti meniadakan segala atribut cagub-cawagub, partai politik, stiker, spanduk, baliho dan sarana politis pada waktu pelaksanaan arak-arakan ogoh-ogoh, pemelastian, dan rangkaian kegiatan keagamaan lainnya terkait dengan pelaksanaan Nyepi, Galungan dan Kuningan ini.


 
"Hal ini penting guna menghormati pelaksanaan Catur Brata Penyepian, tetap terjaga suasana khidmat dan kesucian dalam rangkaian hari raya suci umat Hindu serta yang lebih penting lagi adalah suasana keamanan dan kondusif di masyarakat, sehingga citra Bali dan umat Hindu selalu terjaga serta kehidupan toleransi antar umat dan masyarakat di Bali selalu dapat menjadi contoh bagi orang lain dalam menjaga keindahan, keharmonisan dalam keanekaragaman di Indonesia," ujarnya, dalam siaran pers yang dikirim ke redaksi beritabali.com, hari ini (7/3/2013).

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami