search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Puluhan Siswa Menangis Histeris Terkena Gas Air Mata
Selasa, 20 Agustus 2013, 15:59 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Akibat eksekusi dan tembakan gas air mata pihak kepolisian, puluhan siswa-siswi SDN I Sesetan Denpasar menangis kesakitan dan ketakutan akibat terkena tembakan gas air mata.

Eksekusi lahan dan bangunan Swalayan Karya Sari di Jalan Pulau Saelus Denpasar, Bali dilakukan Pengadilan Negeri Denpasar yang didukung pihak Dalmas dan Brimob Polresta Denpasar. Siswa SD yang sedang belajar di sekitar lokasi swalayan yang dieksekusi menangis histeris akibat matanya terasa pedis, mual dan muntah-muntah pasca ditembakannya gas air mata berkali-kali oleh pihak kepolisian.

Para siswa yang menangis tak karuan akhirnya terpaksa dikeluarkan dan dipulangkan lebih awal. Untuk menenangkan siswa, mereka terlebih dahulu dilarikan para guru dan pihak kepolisian ke rumah penduduk terdekat. Tembakan gas air mata bertubi-tubi pihak kepolisian tak hanya menimpa siswa SDN I Sesetan, puluhan siswa-siswi SMPK I Harapan dan SMAK Harapan juga terkena imbasnya sehingga mereka juga dipulangkan lebih awal.

Kerusuhan akibat perseteruan warisan antar keluarga ahli waris sehingga menimbulkan ketakutan dan trauma para siswa memancing kemarahan warga di Kelurahan Sesetan. Melihat siswa-siswi SD tersebut menangis dan pusing, bahkan trauma, para warga pun keluar rumah dan membunyikan kulkul buluss (memukul kentongan bertubi-tubi) untuk mendatangkan warga dan mengamankan situasi.

Puluhan warga yang merasa jadi korban eksekusi perseteruan tersebut, akhirnya keluar serentak dan mendatangi lokasi eksekusi untuk mengajukan protes eksekusi tersebut "Siapa yang bertanggungjawab eksekusi ini. Anak saya trauma dan menangis karena matanya yang pedih. Bunyi ledakan yang keras juga menakutkan mereka sehingga mereka menangis histeris. Pokoknya pemilik lahan harus bertanggungjawab terhadap desa adat dan lahan ini kita segel," pekik seorang warga yang marah.

Terkait tembakan gas air mata bertubi-tubi itu, Wakalpolresta AKBP I Gusti Budi Harryarsana mengaku tindakan petugas kepolisia sudah sesuai prosedur. Para siswa menjadi korban karena arah angin yang tidak menentu membuat mereka terkena gas air mata. "Pihaknya sudah menghimbau agar warga masyarakat yang tidak berkepentingan agar menghindar dari lokasi sengketa. Kita sudah melakukan penembakan gas air mata sesuai prosedur," ujarnya ketika ditemui dilokasi, Selasa (20/8/2013).

Selain itu, kata Budi, tembakan gas air mata tersebut terpaksa dilakukan karena massa yang bertahan di lokasi eksekusi melakukan perlawanan dengan cara melempar batu, kayu, dan material lainnya ke arah petugas. Bahkan, salah satu personil polisi bernama Pande terluka di bagian bibirnya akibat terkena lemparan masa tersebut.

"Lemparan massa terjadi serentak dengan jumlah yang sangat banyak sehingga untuk meredam suasana, kita terpaksa menembakan gas air mata ke arah kerumunan massa. Pada saat yang sama datanglah arah angin yang tidak menentu sehingga sehingga gas air mata tersebut menyebar kemana-mana termasuk mengenai para siswa dan warga sekitar," dalihnya. (dws)
 

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami