search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pengamat: Somasi SBY Bukti Penyakit Kekuasaan
Senin, 27 Januari 2014, 19:12 WITA Follow
image

inilah.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Langkah somasi yang dilayangkan Presiden SBY terhadap para pengkritiknya, dianggap sebagai bukti penyakit kekuasaan. Pakar psikologi politik Hamdi Muluk, menyindir gaya Presiden SBY dalam menghadapi lawan-lawan politiknya tersebut. Apalagi sampai ada langkah somasi melalui pengacaranya Palmer Situmorang.

"Sedikit-sedikit somasi, ini kan penyakit kekuasaan. Baru adu argumentasi dikirim somasi," kata Hamdi, dalam acara diskusi bertajuk 'Lingkaran Kekuasaan, Konflik Politik dan Korupsi,' di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (27/1/2014). Pengajar di Universitas Indonesia (UI) ini menilai somasi merupakan bentuk abuse of power dan penyakit-penyakit kekuasaan. Oleh karenya, harus dilawan.

"Demokrasi memang meniscayakan kita berkompetisi. Asal koridornya dijaga. Intinya demokrasi itu semua boleh bersuara, beraspirasi, dijamin konstitusi. Asal dilakukan dengan non violence. Karena kalau violence, itu konflik. Kalau adu argumen, itu biasa. Jangan kirim militer," paparnya.

Sebelumnya, Presiden SBY melayangkan somasi ke beberapa lawan politiknya, seperti Rizal Ramli. Rizal disomasi karena statementnya bahwa jabatan Wakil Presiden Boediono adalah gratifikasi dari kasus Bank Century.

 

Presiden juga mensomasi Wakil Sekretaris Jenderal PKS Fahri Hamzah karena pernyataannya yang meminta KPK segera memeriksa Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas dalam kasus Hambalang. Ibas adalah putra bungsu SBY.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami