search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga Gelar Ritual Tolak Bala, Akses Menuju Kuta Ditutup
Jumat, 12 Desember 2014, 12:43 WITA Follow
image

beritabalicom

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Ribuan umat Hindu di Desa Adat Kuta, Bali, hari ini menggelar ritual tolak bala atau yang dikenal upacara Nangluk Merana. Ritual digelar di setiap perempatan di wilayah Kuta, sehingga akses jalan menuju kawasan wisata Kuta ditutup sementara.

Salah seorang tokoh adat Kuta, Dewa Gede Mayun menyatakan upacara Nangluk Merana merupakan permohonan keselamatan kepada Tuhan yang bertujuan menetralisir alam semesta dari hal negatif termasuk bencana alam dan serangan wabah penyakit.

"Selain penolak bala, upacara ini juga berfungsi menetralisir alam agar kembali harmonis," kata Dewa Mayun di Kuta, Bali saat ditemui, Jumat (12/12/2014).
  
Tokoh Puri Satria Dalem Kaleran ini menuturkan upacara Nangluk Merana digelar setiap satu tahun sekali tepatnya tiap Sasih Kajeng Kliwon pada kalender Bali ini. Ritual ini berlangsung hampir di seluruh perempatan yang ada di Kuta mulai pukul 08.00 Wita hingga pukul 13.00 Wita.

"Untuk memperlancar upacara nangluk merana untuk sementara akses jalan menuju kawasan Kuta akan ditutup sementara dengan sistem buka tutup," ungkapnya.

Dalam ritual ini, enam barong diarak keliling lingkungan desa Kuta. Simbol kebaikan ini bersama dengan benda suci dari Pura diyakini mampu mengusir roh dan hal negatif yang bersemayam di desa, sehingga masyarakat bisa terbebas dari marabahaya dan wabah penyakit.

Adapun lokasi tempat berlangsung upacara Nangluk Merana, jelas Dewa Mayun, dilakukan di Pura Ungan-Ungan di selatan Hard Rock Cafe Bali, persimpangan Bemo Corner, persimpangan depan Pura Desa, persimpangan Jalan Majapahit-Raya Kuta. 

"Serta di depan Banjar Pelasa dan Pura Padonan, persimpangan Jalan Blambangan-Kalianget, persimpangan Jalan Kalianget-Raya Kuta," jelasnya.

Dalam upacara yang menjadi pusat perhatian wisatawan ini, puluhan orang mengalami kerasukan. Warga Desa Adat Kuta percaya, usai menggelar upacara sakral ini, alam dapat kembali bersih dan harmonis.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami