search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pariwisata Bali Mampu Menangkan Perang MEA dengan Persiapan Ala Kadarnya
Selasa, 1 Maret 2016, 02:05 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Berlakunya kerjasama Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2016 ini dianggap sejumlah pihak sebagai musibah, tapi sebagian lagi menganggap MEA itu peluang. Pariwisata Bali sendiri dinilai paling mampu memenangkan persaingan bebas kawasan tersebut, meski dengan persiapan ala kadarnya.
 
"MEA ini adalah perang ekonomi, mulai tingkat lokal, nasional dan internasional. Kita tak boleh kalah dan kita harus menang di rumah kita sendiri," ujar Ketua Umum Kadin Bali, A A Ngurah Alit Wiraputra, dalam Diskusi Publik bertajuk "Peluang dan Tantangan Pariwisata Bali di Era MEA" di Denpasar, Senin (29/2/2016). 
 
Untuk memenangkan persaingan, Wiraputra, berharap pariwisata Bali harus memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini tenaga kerja yang handal. Selain itu, ia berharap Bali harus memiliki pengusaha-pengusaha yang tangguh yang mampu bersaing. 
 
"Saya yakin dengan kualitas SDM dan pengusaha yang didukung regulasi maka Bali khususnya dan Indonesia akan memenangkan perang ekonomi ini. Saya memiliki optimisme yang tinggi jika para pekerja sektor pariwisata bisa memenangkan persaingan," ungkapnya.
 
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar Wayan Gunawan menyatakan saat ini target Kota Denpasar adalah dalam sertifikasi tenaga kerja sektor pariwisata. Berbagai upaya dan langkah untuk mencapai target tersebut dilakukan melalui jalur pendidikan dan kerjasama dengan lembaga sertifikasi. "Target kami tahun 2018 seluruh tenaga kerja di Denpasar sudah tersertifikasi," jelasnya.
 
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi II DPRD Propinsi Bali, A.A Adhi Ardhana menambahkan jika pihaknya menyoroti sejumlah program dan anggaran pemerintah. Dalam perdagangan yang semakin bebas kegiatan promosi seharusnya makin meningkat. Ia menyindir minimnya anggaran promosi pemerintah propinsi. 
 
"Kita tak bisa menghandalkan industri untuk promosi destinasi. Industri yang promosi kamar mereka. Destinasi yang tetap dilakukan pemerintah," terangnya.
 
Terkait hal ini, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Perry Markus, mengungkapkan jika persaingan dalam MEA pasti semakin ketat. Namun, ia tetap optimis industri dan pekerja pariwisata mampu bersaing. Ia justru khawatir dengan persaingan hotel di Bali, lantaran ketatnya persaingan ini akibat terlalu banyaknya hotel di Bali.
 
Hasil penelitian yang dilakukan bersama kalangan pendidikan memperkirakan jumlah kamar di Bali sekitar 130.000 kamar. Jika kunjungan wisatawan asing 4 juta dan pergerakan wisatawan domestik sekitar 7 juta dengan masa tinggal kurang dari 4 hari maka dibayangkan okupansi hotel di Bali hanya 30 persen. 
 
"Apakah kita perlu lagi membuka izin hotel, bahkan kami sudah menyampaikan moratorium beberapa tahun lalu tapi tak jalan," ujarnya.
 
Sedangkan hal menarik saat Ketua Federasi Serikat Pekerja Pariwisata (FSP Par) Bali, Putu Satyawira Marhaendra berseloroh. “Kita selalu mengatakan belanda masih jauh," tuturnya. 
 
Menurutnya, hal itulah yang membuat industri, pemerintah dan pekerja kalang kabut dalam menghadapi MEA. Padahal ada sekitar 500.000an pekerja pariwisata di Bali, sementara jumlah pekerja yang bersertifikasi masih kecil dibandingkan total pekerja sektor pariwisata. 
 
"Ada kesan apa yang dilakukan pemerintah dalam melakukan sertifikasi hanya sekedar. Artinya sertifikasi yang hanya mengejar jumlah bukan kwalitas. Ia pun mengandaikan sertifikasi ini seperti siaran televisi yang kejar tayang," imbuhnya.
 
 
"Kita seharusnya serius dalam melakukan sertifikasi, bukan seperti siaran televisi yang kejar tayang. Sertifikasi harusnya membuktikan kemampuan pekerja sehingga benar-benar menjadi kebanggaan dan kredibel," tandasnya.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami