search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga Hindu Bromo Bakal Jalani Ritual Yadnya Kasada
Kamis, 14 Juli 2016, 05:05 WITA Follow
image

bbn/inilah

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Bromo. Gunung Bromo di Malang Jawa timur bakal menjalani salah satu ritual adat yang sudah turun-temurun, bernama Yadnya Kasada Bromo atau Kasodo pada 20-21 Juli 2016. Acara ini bakal menjadi daya tarik wisatawan luar dan dalam negeri.
 
"Ritual ini menarik dan akan digelar setiap bulan Kasada hari ke-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger. Itu bertepatan dengan tanggal 20 Juli," ujar Sesepuh Bromo, Digdayo Djamaluddin yang juga Ketua Badan Pengurus Cabang Persatuan Hotel dan Restoran (BPC PHRI) Bromo, Jawa Timur, kemarin.
 
"Kami bersama para pengusaha hotel, tentu juga panitia, sudah siap menyambut even tersebut. Ini bisa menjadi atraksi budaya yang menarik," lanjutnya. 
 
Menurutnya, Yadnya Kasada Bromo telah digelar sejak zaman Kerajaan Majapahit. Gunung Bromo sendiri dianggap sebagai tempat suci oleh suku Tengger. Upacara adat ini digelar di Pura Luhur Poten, tepat di kaki Gunung Bromo, pada tengah malam hingga dini hari.
"Unik, pemandangannya indah, ada iring-iringan ritual. Silakan menyaksikan sendiri, datang ke Bromo. Ini upacara boleh diikuti umum kok, tidak tertutup atau khusus," ujar pria yang selalu menggunakan baju khas daerah Jatim itu.
 
Digdayo menjelaskan, ritual itu bertujuan untuk mengangkat dukun atau tabib yang ada di setiap desa di sekitar Gunung Bromo. Dalam upacara Yadnya Kasada Bromo ini suku Tengger akan melemparkan sesajen berupa sayuran, ayam, dan bahkan uang ke kawah gunung tersebut. 
 
"Sebelum Yadnya Kasada Bromo dilangsungkan,  calon dukun atau tabib akan menyiapkan beberapa sesaji untuk dipersembahkan dengan cara melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Persembahan sesajen ini dilakukan beberapa hari sebelum upacara," katanya.
 
Menpar Arief Yahya menyebut ini sebagai budaya dan tradisi yang memiliki kearifan lokal di Bromo. Yang pasti, dia mengingatkan agar atraksi alamnya diperhatikan dengan baik, terutama manajemen sampah, yang sering dikeluhkan banyak pihak di destinasi pegunungan.
 
"Service atau pelayanan yang baik, kebersihan, dan toilet yang terjaga, itu penting dalam jangka pendek. Jangka panjangnya adalah 3A, atraksi, amenitas dan akses, yang tidak bisa ditawar-tawar lagi," kata dia. [bbn/idc/psk]

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami