search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kemenpar "Ijinkan" Guide China Ilegal Beroperasi di Bali
Kamis, 1 September 2016, 07:25 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Beritabali.com, Nusa Dua. Saat ini banyak warga China yang mengaku wisatawan dari China, namun kenyataannya selama di Bali mereka bekerja seperti menjadi pemandu wisata. Pihak Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Indonesia menyatakan sudah mengetahui hal ini. 
 
"Kami sudah tahu kondisi itu terjadi di lapangan," ujar Hiramsyah Thaib, Kepala Tim Percepatan Pengembangan 10 Destinasi Kementerian Pariwisata Indonesia, di Nusa Dua Bali (31/8), usai acara penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk atau Panorama Destination (DTN) dengan PT Centrasolusi Intiselaras yang akan bekerjasama dalam pengembangan konten digital terkait produk-produk tour ke Indonesia, dengan target dapat menarik kunjungan wisman asal Tiongkok sebesar 300.000 pada tahun 2017.
 
Menurut Thaib, banyaknya pemandu  wisata ilegal asal China yang beroperasi di Indonesia termasuk Bali, tak lepas dari masih terbatasnya jumlah pemandu wisata berbahasa Mandarin di Indonesia.
 
"Kita akui itu ada, tapi mau bagaimana lagi, karena jumlah pemandu wisata China saat ini memang terbatas jumlahnya. Daripada kita kehilangan wisatawan China yang jumlahnya semakin bertambah, untuk sementara waktu, tidak apa kita menggunakan pemandu wisata dari mereka (China). Tapi pelan-pelan akan kita benahi, akan kita tata,"ujarnya.
Sebelumnya, Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) mendesak Pemerintah Provinsi Bali membentuk satuan tugas (Satgas) khusus untuk menertibkan pekerja  asing khususnya dari China. Ini karena banyak yang melakukan praktek sebagai pemandu wisata ataupun travel ilegal di Bali.
 
"Kami mendesak Pemprov Bali segera membentuk Satgas orang asing khususnya untuk warga China, karena dari data dan pemantauan kami, banyak yang mengaku wisatawan dari China, namun kenyataannya selama di Bali mereka bekerja, seperti menjadi pemandu wisata dan menjual paket wisata secara online yang sangat murah," kata Komite China ASITA Pusat, Chandra Salim di Kuta, Bali, Jumat (19/8).
 
Menurut dia, kalau terus dibiarkan, tanpa ada pengawasan terhadap orang asing yang selama ini menggunakan visa wisata atau berkedok jadi turis, maka akan bisa merusak citra pariwisata Bali ke depannya.[bbn/psk]

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami