search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
BRSU Tabanan Terima Pasien Meningo Encepalitis Bukan Meningitis
Selasa, 21 Maret 2017, 14:00 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com, Tabanan. BRSU Tabanan dilaporkan merawat pasien berinisial NPEPA (52) dengan gejala MSS. Namun setelah didiagnosis ternyata pasien tersebut suspect Meningo Encepalitis (perdangan otak) bukan Meningitis Streptococcus Suis (MSS).

Kabid Pelayanan Medik BRSU Tabanan dr I Gede Sudiarta, Senin (20/3) menyebutkan pasien tersebut diterima Minggu (19/3) sekitar pukul 12.41 dengan kondisi menggigil karena panas tubuh yang tinggi disertai penurunan kesadaran dan nyeri kepala.

[pilihan-redaksi]

“Panas tinggi diderita sejak tanggal 18 Maret 2017 atau sehari sebelum dibawa ke UGD, dan setelah dicek di UGD panasnya memang 39,5 derajat celcius,” jelasnya.  

Pihak rumah sakit kemudian meminta informasi dari keluarga pasien yang menyebutkan memang ada riwayat kontak dengan daging babi sekitar seminggu yang lalu. Pasien disebutkan membeli daging babi di Pasar Tabanan dan dikonsumsi setelah diolah kering alias tidak ada mengonsumsi lawar.

“Dan setelah dirawat semalaman di ICU serta diperiksa intensif gejala itu masih terjadi namun pasien tidak mengalami kaku kuduk (red: kaku pada leher belakang) yang merupakan gejala khas Meningitis, jadi diagnosis sementara pasien mengalami Meningo Encepalitis dan bukan MSS,” tegasnya.

Dr Sudiarta menambahkan, faktor penyebab Meningo Encepalitis berasal dari bakteri, virus, jamur, hingga spora. Penyebarannya pun tidak selalu dari makanan, bisa juga dari udara.

“Tergantung sekarang bakteri atau kumannya menempel dimana, jadi kebersihan juga harus diperhatikan,” tegasnya.

Kendati demikian, pihak BRSU Tabanan tetap mengambil sampel darah pasien untuk di uji di laboratorium guna mengetahui penyebabnya lebih lanjut dan CT Scan pasien juga masih dianalisa.

[pilihan-redaksi]
“Dengan adanya isu MSS ini kita harus care dan tidak boleh abai jadi tetap kita ambil sampel darahnya untuk mengetahui penyebabnya lebih lanjut meskipun bukan MSS,” sambungnya.

Ia mengimbau agar masyarakat tidak paranoid dengan daging Babi.

“Yang terpenting adalah mengolah daging yang benar-benar matang sebelum di konsumsi. Kita jelas tidak mau karena isu MSS ini peternak dan pedagang daging babi menjadi terpuruk,” terangnya. [nod/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami