Kurator Belanda Bantah Rampas Lontar Kuno Bali
Rabu, 15 November 2017,
11:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Beritabali.com, Karangasem. Kurator asal Belanda Prof.Dr. Hinzler menyatakan pihaknya sama sekali tidak merampas lontar kuno Bali, melainkan yang dibawa ke negaranya hanya merupakan transkip saja.
Menurutnya, itu pun merupakan hadiah dari raja terdahulu.
[pilihan-redaksi]
"Itu semua hanya copy dari yang asli dan hadiah, disini sudah ada salinannya jadi kenapa harus dikembalikan, itu aneh," ujar Prof.Dr. Hinzler saat berada di Musium lontar Dukuh Penaban.
Diakuinya saat ini di Museum Leaden untuk lontar asli ada sedikit hanya 200 cakep saja, itu semua merupakan pemberian dari raja dahulu sebagai simbol pertemanan. Sementara untuk salinan di atas kertas ada banyak.
Kata dia, menyalin lontar sendiri sudah dilakukan pada abad ke 19 dengan aksara latin, hasil salinan tersebutlah yang dibawa ke Belanda bukan aslinya. Karena saat itu waga tidak mau memberi apalagi menjual, jadi hanya dipinjam untuk disalin setelah itu dikembalikan lagi.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu ahli lontar Bali Ida Dewa Gede Catra Sugi Lanus, dirinya mengatakan Belanda secara formal mulai mendata lontar pada tahun 1929 lewat Raja Kertya. Selama ini yang ribut-ribut itu tentang lontar di Belanda itu yang ada disana hanya ketikannya saja.
Dari tahun 1929 ada proyek pengetikan dimana prosedurnya Lontar-lontar di Bali itu dipinjam oleh tim kurator kertya yang isinya 9 pedanda dan peneliti dari belanda.
Lontar itu mereka pinjam bahkan ada tanda pinjam. Lalu ada yang diketik ditempat ada yang dipinjam. Salinannya dibuat beberapa rangkap, sekarang salinannya juga ada di Kertya.
"Dulu setiap lontar yang disalin, satu salinannya diberikan ke Kertiya. Nah aslinya pastinya sudah dikembalikan. Namun sekarang kita tidak tau ada dimana. Syukur ada yang ketik. Di belanda itu bisa disebut backup salinan lontar asli diBali," ujarnya.
Sementara itu, di Bali sendiri ada sekitar 2500 cakep lontar asli yang tersimpan di Pusdok.
"Dulu saat perang, ketika puri-puri terbakar lontar-lontar tersebut diambil oleh I Gusti Putu Jelantik. itupun dibawa sampai ke kertiya dan disimpan jika ada keluarga yang datang ambil mungkin akan diberikan," katanya.
Berita Karangasem Terbaru
Reporter: -