search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengembalikan Sajian Khas Tetua Bali Melalui Bebek Betutu Upih
Minggu, 22 April 2018, 12:12 WITA Follow
image

Beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Beritabali.com, Badung. Bali memiliki berbagai cara penyajian makanan terutama yang berbahan dasar bebek. Salah satunya adalah sajian bebek betutu upih, berupa sajian makanan bebek betutu yang dimasak di dalam upih atau pelepah daun pinang.

[pilihan-redaksi]
“Penggunaan upih akan memperkuat aroma bumbu dan menyimpan panas lebih baik daripada daun pisang serta menggunakan bahan organik” kata Alit Suarsawan Pemilik Warung Upih saat ditemui di Badung, Bali pada Minggu (22/4).

Menurut Pria berusia 47 tahun tersebut, kuliner bebek adalah salah satu masakan khas warisan tetua Bali, terutama bebek betutu. Selama ini bebek betutu biasanya dipergunakan sebagai sajian dalam ritual keagamaan masyarakat Bali. Bebek mewakili simbul dualisme (tanah dan air), karena itu masyarakat Bali biasa menyebutnya sebagai “Ben Suci”.

Upaya menghadirkan kembali sajian kuliner bebek betutu upih merupakan sebuah upaya kembali ke alam dengan mengangkat keberadaan resep asli orang Bali. Langkah ini juga menjadi upaya memperkenalkan rasa asli masakan Bali yang tanpa menggunakan penyedap makanan kepada wisatawan. Walaupun terdapat kecenderungan masakan Bali terutama bebek betutu memiliki cita rasa yang pedas.

“Dalam hal ini pasar yang kita sasar bukan mutlak wisatawan. Justru menurut Ketua Indonesia Chef Association kalau mau menunjukkan originally receipies kita harus menampilkan yang sebenarnya” ungkap pria dua orang anak tersebut.

Suami dari Ni Nyoman Padmini ini mengakui menggunakan resep khusus yang merupakan rahasia dapur pribadi dalam mengolah sajian bebek betutu upih. Apalagi dalam daging bebek ditambahkan sayur berupa daun ketela yang yang berfungsi mengikat bumbu agar lebih meresak ke dalam daging. Pada sisi lain, daun ketela juga bermanfaat bagi kesehatan yaitu menjaga metabolism tubuh, melancarkan pencernaan, penambah darah dan berfungsi dalam regenerasi sel.

[pilihan-redaksi]
Satu porsi bebek betutu upih kini dijual dengan harga Rp. 125.000 dan dapat dibeli di Warung Upih yang beralamat di Jalan Raya Kerobokan No. 17X, Kerobokan Kelod, Kuta Utara. Harga yang ditawarkan juga sudah sangat bersaing dibandingkan sajian bebek betutu pada umumnya.

“Harga rata-rata bebek betutu pesanan untuk upacara yang dibungkus daun sebesar Rp. 110.000- Rp. 125.000 dengan menggunakan bebek muda dengan berat 0,9-1 kg, sedangkan kita menjual dengan harga yang sama dengan kualitas bebek super dengan berat 1,2-1,4 kg” papar pria yang kini tinggal di Jalan Tunjung No.14, Banjar Tambak Sari-Kapal, Mengwi, Badung tersebut.

Alit menyampaikan hingga kini masih terdapat stigma negatif tentang kuliner berbahan bebek di masyarakat Bali, sehingga para penikmatnya masih berpikir untuk mengkonsumsi sajian bebek betutu. Dimana sajian makanan berbahan bebek dikesankan berkolesterol tinggi, padahal ayam broiler juga sama. Namun semuanya sangat tergantung pada cara pengolahannya.

“Proses betutu melewati tiga tahapan penting  yaitu perendaman dengan rempah, perebusan untuk mengurangi kadar minyak dan terakhir di kukus” ungkap Alit Suarsawan. [bbn/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami