search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengemas Seni Tradisi di Era Globalisasi Versi Balawan
Sabtu, 11 Agustus 2018, 19:20 WITA Follow
image

istimewa

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Musisi I Wayan Balawan memiliki cara tersendiri dalam melestarikan dan mengemas seni tradisi menjadi suatu yang unik dan menarik di tengah arus globalisasi.

Seperti pada penampilan Balawan dan Bumi Gamelan Orchestra  dalam pagelaran Seni Musik Etnik pada Ajang Bali Mandara Mahalango ke-Vdi Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar, Jumat malam (10/8)

[pilihan-redaksi]
“Kemajuan zaman tak melulu menjadi suatu ancaman bagi seni tradisi, ternyata. Justru arus globalisasi dapat mengemas seni tradisi menjadi suatu yang unik dan menarik. Yang penting kita punyakemauan berkarya seni,” tutur musisiI Wayan Balawan.

Aksi panggung Balawan bersama rekan tak pernah benar-benar sama. Sekalipun lagu yang dibawakan serupa dengan pementasan sebelumnya, nuansa yang ditawarkan jelas berbeda. Kali ini, proses berkesenian menjadi pilihan Balawan sebagai konsep aksi panggungnya.

“Sebab dari sisi seniman, pentas yang sebenarnya dimulai dari saat mereka berkumpul, latihan, interaksi, dan menciptakan ide-ide,” ungkap Balawandi sela-sela pementasan.

Dalam pementasanitu, mereka menggabungkan barungan gamelan Gong Semar Pegulingan dan beberapa instrumen musik barat seperti gitar, keyboard, bass, juga drum. Penataan komposisi musiknya berawal dari teknik permainan Gitar yang ditransfer ke teknik permainan gamelan Gong Semar Pagulingan.

Nada yang yang diperdengarkan melalui Gong Semar pegulingan menggunakan nada standar yang sama seperti nada dalam tunning alat musik keyboard. Lantunan musik yang berangsur lambat hingga yang bertempo cepat,sukses mengundang decak kagum bagi siapa saja yang melihatnya kala itu.

Terlebih suara para penyanyi nan indah yang menyertai lantunan musik itu  semakin membuat penonton terkagum-kagum. Klop sudah. Apalagi turut hadir Cedil versi Jepang semakin menambah semaraknya pertunjukan malam itu.    

Aksi kelompok itu bukan sekadar pertunjukan seni musik biasa. Ada edukasi dalam mengaransemen musik yang mereka tawarkan. Melalui itu mereka mengajak penonton menjaga, mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan.  

[pilihan-redaksi2]
Tatkala kemauan itu membuncah dari segala penjuru, Balawan menuturkan, “tradisi harus kuat tapi tetap membuka diri untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Jadi tidak harus saklek. Saat perkembangan kemajuan zaman menghampiri, menurut Balawan kita jangan sampai kehilangan jati diri melainkan mampu melihatnya sebagai peluang."

Penampiln nan spektakuler Balawan bersama rekan ternyata juga menghipnotis Kadek Wahyudita, Pengamat seni Bali Mandara Mahalango. Wahyudita mengakui kepiawaian mereka dalam bermain musik.

Keselarasan bermain musik antara Balawan dengan rekannya sudah enak. “Hanya saja pengemasan panggung perlu lebih diperhatikan lagi. Dimana dapat dikemas lebih menarik lagi,” tutur Kadek Wahyudita.

Apreasiasi lainnya dari Wahyudita adalah penampilan Balawan malam itu mampu mengedukasi cara mengarasemen  musik. [bbn/rls/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami