search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sosialisasikan 8 Norma Generasi Internet, C3 Jembrana Gelar Seminar Milenial
Sabtu, 15 September 2018, 21:55 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/Sosialisasikan 8 Norma Generasi Internet, C3 Jembrana Gelar Seminar Milenial

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Sebagian masyarakat mungkin belum menyadari akan betapa dahsyatnya pengaruh penggunaan internet dalam mengubah cara hidup manusia di berbagai ranah kehidupan.

Mulai dari perilaku individu, keluarga, dunia pendidikan, pekerjaan, gaya hidup, kultur, transaksi bisnis, transparansi, birokrasi, pariwisata, pelayanan kesehatan, sistem keamanan, isu politik, hingga partisipasi masyarakat dalam memantau, mengkritik dan menentukan kebijakan para pengelola negara.

Don Tapscott dalam bukunya "Grown Up Digital", menunjukkan perbedaan mendasar di antara tiga generasi, Baby Boomers (lahir 1946-1964), Generasi X (1965-1976), dan Generasi Net yang lahir sesudah mereka.

Guna mengupas bagaimana dampak dan norma-norma baru generasi Net, C3 Jembrana, sebuah Creativeprenurship Campus di Negara, Jembrana, menggelar seminar milenial bertajuk "Grown Up Digital, Yang Muda Yang Mengubah Dunia", Sabtu 15/9/2018.

Bertempat di Edu Cafe, Hotel Ratu, Negara, seminar yang diikuti siswa, guru, dosen dan pengusaha ini hadir Sebagai pembicara adalah I Putu Agus Swastika, M.Kom seorang Creativepreneur yang juga direktur C3 Jembrana.

Dalam paparannya, Agus Swastika yang akrab disapa Guslong ini menyampaikan adanya norma-norma yang membedakan Generasi Net dengan generasi sebelumnya, lalu bagaimana Generasi Net memperlakukan teknologi yang berbeda dari generasi orangtua mereka, juga bagaimana Generasi Net bersosialisasi, belajar, bekerja, bermain dan bermasyarakat.

"Ada delapan norma generasi internet yang perlu diketahui untuk kemudian disikapi dalam keluarga, pendidikan, pekerjaan, pemasaran dan berdemokrasi," jelas Agus Swastika.

Lebih lanjut Agus Swastika menyampaikan, delapan norma generasi Net tersebut adalah mereka menginginkan kebebasan dalam segala hal, mereka senang membuat sesuatu sesuai selera (kustomisasi atau personalisasi), mereka punya kemampuan penyelidikan tidak serta merta menerima sebuah informasi.

Mereka mencari integritas korporasi dan keterbukaan, mereka ingin hiburan dan kegiatan bermain tetap ada dalam pekerjaan, pendidikan, dan kehidupan sosial mereka, mereka mengandalkan kolaborasi dan relasi, mereka membutuhkan kecepatan dan mereka para inovator.

Sementara itu Ngurah Asrika, peserta seminar yang juga guru di SMAN 2 Negara menyampaikan bahwa materi seminar yang disampaikan sangat bermanfaat. Sebagai pendidik, banyak hal yang harus disesuaikan mengingat anak didiknya adalah generasi Net.

"Dalam seminar disampaikan bagaimana di luar sana metoda pembelajaran sudah berubah ke flipped learning, ini sesuatu yang baru dan sangat baik untuk kelak bisa diimplementasikan," ujar Ngurah yang hadir dengan beberapa rekan guru.

Hal senada juga diungkapkan Wayan Wasa, pengusaha digital printing ini menyatakan jika era digital ini sangat berpengaruh pada usahanya.

"Kini order bisa diemail, persetujuan desain via WA dan semua minta cepat persis seperti norma generasi Net," ujar pemilik Queen Digital Printing ini.

Dalam seminar juga terungkap bagaimana pola rekrutmen tenaga kerja terhadap generasi Net sudah mengalami perbedaan. Kini bagian HRD perusahaan menerima pelamar kerja berdasarkan perilaku pelamar di social media.

"Bagi generasi Net perlu menjaga etika dalam bersocial media, karena rekam jejak digital bisa ditelurusi dan kini sudah dijadikan bahan pertimbangan dalam rekrutmen tenaga kerja," pungkas Agus Swastika.(gus)

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami