search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pasraman Sebagai Wahana Pendidikan Karakter
Rabu, 16 Januari 2019, 06:00 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pasraman dapat menjadi wahana pendidikan karakter bagi generasi penerus di Bali. Mengingat melalui pendidikan di pasraman dapat membentuk watak dan kepribadian generasi penerus yang memiliki budi pekerti (moralitas yang baik), tidak terjebak ke dalam budaya konsumerisme, memiliki etos kerja keras, dan memiliki motivasi untuk maju, siap bersaing dengan bangsa-bangsa maju lainnya.

Demikian terungkap dalam artikel ilmiah berjudul “Membangun Karakter Generasi Penerus Melalui Pasraman” yang dipublikasikan dalam Jurnal Dharmasmrti, Volume 9, nomor 2 tahun 2018.

Penulis artikel Ni Wayan Karmini menuliskan pasraman merupakan konsep pendidikan Hindu di jaman dahulu yang tertuang di dalam kitab suci Veda. Sistem Asram menggambarkan hubungan yang akrab antara para guru dengan para sisyanya, bagaikan dalam sebuah keluarga, oleh karena itu sistem ini dikenal pula dengan nama sistem pendidikan ”gurukula”.

Apalagi pendidikan yang diselenggarakan di sekolah seperti saat ini kurang memberikan kesempatan kepada seorang guru untuk mendidik mental anak didik, karena keterbatasan waktu anak didik di sekolah.

Belum lagi adanya campur tangan orang tua yang berlebihan, dan tanpa disadari hal itu menimbulkan dampak buruk pada diri anak sendiri, seperti anak memiliki sikap manja, mudah putus asa, kurang menghargai sesama dan kurang memiliki rasa hormat kepada guru.

Karmini juga menuliskan dengan menempatkan anak untuk tinggal di pasraman selama menjalankan pendidikannya, seorang guru akan memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk mendidik karakter anak didiknya. Sesuai dengan fungsi seorang guru yaitu selain mengajar juga memiliki tugas yang lebih mulia yaitu mendidik.

Pada jaman dahulu pasraman (ashram) biasanya didirikan oleh seorang guru (acarya) di tempat yang sepi, jauh dari keramaian, dengan tujuan agar para sisya dapat belajar dengan khusuk dan sekaligus dekat dengan alam, seperti ashram para rsi.

Tujuan pasraman adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan pribadi yang memiliki radha dan bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, membina siswa agar memiliki pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan yang dapat dikembangkan dalam kehidupannya.

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami