search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
SMUN 3 Denpasar Raih 2 Emas Pada Ajang WYIE di Kuala Lumpur
Sabtu, 4 Mei 2019, 16:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Beritabali.com, Kuala Lumpur. Tim penelitian dari SMUN 3 Denpasar kembali berjaya dengan meraih 2 medali emas dalam ajang Kompetisi World Young Inventors Exhibition (WYIE) dalam rangkaian kegiatan Innovation & Technology Exhibition(ITEX)  2019 di Kuala Lumpur
 
[pilihan-redaksi]
Dalam kegiatan yang dikuti oleh lebih dari 500 tim dari 15 negara, seperti negara-negara di Asia, Afrika dan Australia, tim SMUN 3 Denpasar juga berhasil merah 1 perak dan satu penghargaan khusus dari Thailand. Medali emas pertama diraih oleh tim yang terdiri Kadek Dwika Wahyudinata, I Nyoman Aris Suardana, Ida Bagus Krtin Wittaka, Tjok Istri Sintawati, Gustu Rama Bhaskara Putra, Made Bagus Krishna Wiranatha dan Ni Luh Putu Anjany Putri Suryaningsih dengan judul penelitian "Prototype of Bulletproof Vest from combination of Sisal Fiber and Bamboo Leaves Waste"
 
Kadek Dwika Wahyudinata menyebutkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian berupa pembuatan prototype material rompi anti peluru dari bahan alam yaitu serat dari daun tanaman sisal dan sampah sisa daun bambu. Menurut Dwika, Ide awal penelitian ini berawal dari tugas peliputan di daerah Kubu, Karangasem yang notabene sebagai daerah tempat tumbuhnya sisal. 
 
 
Kemudian dikombinasikan dengan daun bambu yang sampahnya banyak berserakan. Material rompi anti peluru ini memiliki keunggulan relatif lebih ringan dari material anti peluru konvensional dan harganya yg relatif lebih murah namun dengan kemampuan yang setara.
 
"Materil ini sudah diuji sebelumnya dengan peluru pistol standar polisi (9mm) dan teruji mampu menahan tembakan peluru. Selain tahan peluru material ini juga teruji tahan api dan tahan panas. Di ajang WYIE Malaysia penelitian ini memperoleh medali emas. Merupakan emas kedua setelah sebelumnya dilombakan di ajang serupa di Thailand," papar Dwika saat dikonfirmasi melalui telepon pada Sabtu (4/5).
 
Medali emas kedua diraih oleh tim yang terdiri dari Anak Agung Istri Ary Anggreni, Naufalia Alfina Hidayanti, I Made Merthayasa, Ni Luh Yuliantari dan Zahra Evatus Solekha dengan judul penelitian "Rampaya Shampoo: Anti Dandruff And Anti Hairloss Shampoo From Papaya Seeds(Carica Papaya) And Rambutan Fruit (Nepheliumlappaceum). 
 
[pilihan-redaksi2]
Anak Agung Istri Ary Anggreni mengungkapkan penelitian ini berawal dari keinginan mengolah limbah organik yaitu biji pepaya dan kulit rambutan. Dimana berdasarkan studi literatur disebutkan jika kombinasi dari kedua bahan tersebut dapat memperkokoh akar rambut sehingga dapat meminimalisir terjadinya kerontokan dan dapat mencegah pertumbuhan jamur candida albicans yang dapat menyebabkan ketombe.
 
"Produk shampoo ini juga sudah dilakukan 5 pengujian yaitu uji organoleptik, IC50, pH, Uji iritasi dan uji daya hambat jamur," ujar Ary Anggreni.
 
Sedangkan tim yang mendapatkan penghargaan khusus adalah tim yang juga mendapatkan perak yang terdiri dari Ni Putu Aura Pradnya Shinta, I Putu Agus Ananda Giri Putra, Made Hady Sadya Wibawa, Ni Putu Rania Jenaneswari, dan Ni Wayan Dewi Lestari. Tim ini membawakan hasil penelitian yang berjudul "Clamco Tiles: Environmentally Friendly Tiles From The Utilization of Remis Shells (Corbicula Javanica) And Corn Cob Fiber (Zea Mays)".[bbn/ananta/Mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami