search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengenal Lebih Dekat Jaja Bendu, Ikon Kuliner Khas Bali Barat
Sabtu, 18 Mei 2019, 11:14 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Bendu atau yang akrab disebut dengan Jaja Bendu oleh masyarakat Bali adalah sebuah kue tradisional khas Bali Barat. 
 
[pilihan-redaksi]
Bendu disajikan dengan tampilan yang unik dimana kue ini dibalut dengan daun pisang yang kemudian dililit dan disematkan dengan bilahan bambu atau semat pada tiap ujungnya. Penggunaan daun pisang bertujuan agar menggambarkan kesan rapi dan bersih serta aroma daun pisang dapat melekat pada permukaan kue. 
 
Penyajiannya terkesan sederhana, namun menambah nilai keunikan yang menampilkan kekhasan budaya Bali. Jaja Bendu muncul di tengah masyarakat Bali Barat berawal dari kebutuhan akan persediaan variasi kue sebagai bentuk persembahan saat upacara yadnya atau keagamaan. 
 
“Masalah waktu pasti kapan Jaja Bendu ini muncul di tengah masyarakat saya tidak tahu, yang jelas memang sudah ada sejak lama. Awalnya dijadikan sebagai persembahan kepada Tuhan, tetapi saat ini dapat dikonsumsi oleh siapa pun,” tandas Ni Wayan Nonti, pembuat serta penjual Jaja Bendu. 
 
Persembahan dalam upacara yadnya ini bertujuan untuk mengucapkan rasa bhakti dan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga harus disajikan sedemikian rupa dalam berbagai bentuk, seni dan makna. Jaja Bendu dibuat serta diolah dengan menggunakan bahan-bahan alami yang dipercaya oleh masyarakat sebagai simbol untuk mencari kedamaian dalam rangkaian persembahyangan. 
 
Keberadaan Bendu sebagai kue yang telah ada sejak lama, tak mengubur perhatian pecinta kuliner karena kenikmatannya yang bersumber dari bahan alami. Memiliki harga yang relatif murah, yaitu sebesar Rp. 1000,- per buah, serta keberadaannya yang mudah ditemukan pada pasar-pasar tradisional membuat Bendu menjadi ikon kuliner di kalangan masyarakat Jembrana. 
 
Tak heran jika hingga saat ini, Bendu tidak tergantikan dan selalu menjadi salah satu kue tradisional yang banyak diminati. “Bendu memiliki rasa yang enak serta menjadi salah satu makanan kesukaan saya karena mengingatkan pada memori masa kecil. Meski telah banyak olahan kue lainnya, Bendu tidak boleh terlewatkan,” jelas Sekar Aryasanti, masyarakat asli Jembrana. 
 
[pilihan-redaksi2]
Proses pembuatan Jaja Bendu relatif singkat dengan bahan utama berasal dari tepung ketan. Pembuatan Jaja Bendu tidak memakan waktu lama dan tidak perlu menggunakan minyak, cukup dipanaskan dengan api kecil dan pada bagian tengah diberi parutan kelapa yang dicampur dengan gula bali atau gula unti. 
 
“Walau cukup sulit untuk menemukan Jaja Bendu di Denpasar, tetapi saya sangat menyukainya dan Jaja Bendu memiliki rasa yang enak dan cocok sebagai pengganjal perut,” terang Anasthasia, masyarakat asli kota Denpasar. 
 
Kenikmatan rasa serta keunikan penyajian dari Jaja Bendu ini, berhasil menyita perhatian masyarakat Bali secara luas, sehingga tak jarang jika Jaja Bendu kerap kali dijadikan sebagai buah tangan saat sedang berkunjung ke daerah Bali Barat. (bbn/unud/rob)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami