search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
PSHT Denpasar Gaungkan Semangat Persaudaraan, Kesetaraan, dan Cinta NKRI
Minggu, 19 Mei 2019, 15:05 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Denpasar melakukan latihan silat bersama seklaigus ujian kenaikan sabuk dari hijau ke putih. Kegiatan rutin setiap tahun ini juga diisi dengan acara sahur bersama anggota PSHT seluruh cabang Denpasar dan sekitarnya.
 
[pilihan-redaksi]
Sekitar 100 siswa dan warga PSHT, Sabtu malam (18/5/2019), tampak berlatih bersama di Lapangan Kapten Japa, Kesiman, Denpasar. Dibawah terang sinar bulan purnama, latihan berlangsung serius. Tak hanya latihan senam dan jurus PSHT, dalam sesi latihan juga diisi dengan "sambung" atau pertarungan adu jurus PSHT.
 
 
Ketua Cabang PSHT Denpasar, Sunarto, yang ditemui di sela-sela acara mengatakan, kegiatan PSHT Cabang Denpasar ini rutin dilakukan setiap tahun dengan lokasi berpindah-pindah.
 
"Tahun lalu kita menggelar Ponsima atau Pondok Silat Ramadhan di daerah Denpasar Barat, kali ini kita gelar di Denpasar Timur, bergantian tempatnya setiap tahun. Lewat kegiatan ini kita berusaha menanamkan rasa ketakwaan kita agar semakin tinggi kepada Tuhan Yang Maha Esa," jelas pria yang biasa dipanggil Mas Narto di kalangan keluarga PSHT.
 
Selain latihan silat bersama dan ujian kenaikan sabuk sebelumnya, dalam acara Sabtu malam ini juga ada ikrar kesetiaan terhadap PSHT dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 
"Di acara ini juga ada ikrar janji kesetiaan PSHT Denpasar yang tunduk pada PSHT pusat di Madiun dengan pimpinan Mas Murjoko, juga ada ikrar kesetiaan kepada NKRI, UUD 1945 dan Pancasila,"ujarnya.
 
Latihan Silat di bulan puasa, sebut Mas Narto, memang dirasa cukup berat. Namun ini bisa menjadi ujian mental sekaligus tolak ukur kekuatan masing-masing anggota PSHT.
 
"Kami jadi bisa merasakan penderitaan saudara-saudara kami, belajar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Puasa ini ujian bagi kami untuk tetap latihan, namun porsi latihannya dikurangi dan dilakukan setelah sholat taraweh," ujar pria ramah ini.
 
[pilihan-redaksi2]
Miftachur Rohman sebagai Warga Tingkat I dan Pengurus PSHT Denpasar menambahkan, PSHT tidak memandang perbedaan, dalam artian siapapun boleh berlatih silat tanpa memandang ras, suku, agama, atau golongan.
 
"Intinya kita PSHT Denpasar bukan sekadar olah fisik, tapi juga untuk menggembleng siswa dalam hal ilmu silat, juga kita bina keesaan rohaninya, nantinya setelah resmi jadi warga kita (PSHT), bukan cuma bisa silat tapi juga sudah tergembeleng rohaninya, karena di PSHT manusia diajarkan berbudi luhur tahu benar dan salah," ujar Rohman.
 
Meski bertema latihan Silat Ramadhan, namun kegiatan ini juga diikuti pesilat dari agama Kristen dan Hindu. Salah satunya Ni Ketut Warsandi, perempuan Bali kelahiran Palembang yang kini tengah kuliah di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
 
"Di PSHT tidak melihat perbedaan, meski berasal dari agama Hindu, Budha, Kristen, Islam,  ketika dibawah PSHT bakal dianggap setara, sama, sangat tinggi persaudaraannya. Selain mendapat banyak saudara, manfaat lainnya adalah sehat karena disini kita pasti ada olah raga dan latihan agar tetap kuat," ujarnya.[bbn/psk]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami