search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Lebih Bagus "Kering dan Kesat" atau "Basah" ?
Minggu, 9 Juni 2019, 08:25 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi/net

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Tanya: “Dok, katanya ada produk yang bisa membuat vagina menjadi lebih kering dan kesat, terus terang aku sedang kepikiran untuk beli, karena setiap kali aku berhubungan seksual selalu basah dan banyak. Tetapi ini teman aku malah bilang kalau dirinya seringkali tidak bisa basah saat berhubungan seksual dan terasa nyeri jika dipaksakan. Sebenarnya bagusan yang mana, Dok?” (Rima, 32).
 
[pilihan-redaksi]
Jawab: Banyak yang masih keliru dan berkeinginan vagina tetap kering dan tidak basah saat berhubungan seksual. Akhirnya termakan mitos, beramai-ramai membeli produk-produk yang menjanjikan hal yang salah, misalnya ada janji yang disebutkan membuat vagina tidak becek, tetap kering dan kesat. Padahal justru saat berhubungan seksual memang sudah seharusnya keluar cairan pelumas atau lubrikasi alami sebagai syarat fisiologis hubungan seksual akan berjalan lancar, dinikmati sehingga mencapai orgasme dan kenikmatan seksual yang maksimal. 
 
Jika lubrikasi tidak terjadi berarti seorang perempuan belum siap melakukan hubungan seksual dan bila tetap dipaksakan akan menimbulkan gesekan kasar yang rentan lecet dan perlukaan di selaput mukosa vagina. Tentu saja ini akan menjadi nyeri.
 
Saat seorang perempuan belum siap melakukan hubungan seksual, walaupun kondisi fisik dan keadaan hormonal tubuhnya baik, lubrikasi bisa saja tidak terjadi. Ini contohnya bisa terjadi dalam hubungan seksual pertama kali atau saat dipaksa melakukan hubungan seksual. Karena tidak siap, maka tidak terjadi relaksasi dan lubrikasi. Pelumasan tidak terjadi dan akhirnya hubungan seksual tidak akan menyenangkan dan terasa nyeri. 
 
Jadi memaksimalkan lubrikasi ini satu-satunya jalan adalah dengan melakukan “foreplay” atau pemanasan yang lebih lama, lebih dinikmati sehingga rangsangan seksual yang diterima lebih maksimal yang selanjutnya mengakibatkan aliran darah ke dinding vagina semakin maksimal dan jumlah rembesan cairan lembabnya juga banyak. Tetapi jika kondisi fisik tidak sedang fit dan kondisi hormonal sudah menurun karena penyakit tertentu atau memasuki menopause memang proses lubrikasi ini bisa tidak terjadi lagi.
 
Perempuan menopause akan kesulitan mengalami lubrikasi akibat penurunan hormon seks dan reproduksi. Penurunan hormon ini akan mempengaruhi mood, menurunkan dorongan seksual dan bangkitan seksual yang akhirnya tidak lagi mengalami relaksasi dan tidak terjadi lubrikasi. Dalam situasi seperti ini bisa dibantu dengan lubrikan buatan atau malah dengan terapi hormonal untuk sekaligus membantu mood dan gairah seksual
 
[pilihan-redaksi2]
Sekarang banyak lubrikan buatan yang dijual di pasaran. Selama menggunakannya tanpa menggunakan bahan tambahan yang kotor, tidak ada masalah. Dan jika memang sudah saatnya memerlukan, pastikan memilih lubrikan buatan yang berbahan dasar air, karena lebih mudah kering dan menguap pasca hubungan seksual. Merk yang beredar cukup banyak. 
 
Silakan bisa dipastikan saat membelinya di apotik. Hindari pelumas dengan bahan dasar minyak karena bisa mengakibatkan infeksi vagina. Karena bila lubrikasi tidak terjadi, tetapi hubungan seksual tetap dipaksakan, bisa mengakibatnya nyeri dan ketidaknyamanan seksual
 
Dan apa efek selanjutnya dari nyeri ini, bisa terjadi frigiditas (lenyapnya keinginan seksual), dyspareunia (nyeri yang sangat mengganggu setiap kali berhubungan seksual), vaginismus (kontraksi kuat dari otot vagina sehingga vagina selalu tidak bisa membuka saat berhubungan seksual) dan yang paling parah adalah aversi seksual (penolakan kuat untuk hubungan seksual). [bbn/dr/oka negara/psk]

Reporter: bbn/oka



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami