search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
50 Koperasi di Tabanan Masuk Kategori 'Sakit'
Kamis, 20 Juni 2019, 08:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com, Tabanan. Kabupaten Tabanan pada 2019 memiliki 50 koperasi berkategori tidak sehat atau 'sakit'. Hal ini karena mereka tidak menggelar RAT (Rapat Akhir Tahunan) berturut-turut selama dua tahun. 
 
[pilihan-redaksi]
Puluhan koperasi sakit ini pun nantinya akan dibina dan tidak begitu saja dibubarkan. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Tabanan, I Made Yasa menjelaskan, Tabanan memiliki 570 koperasi, ada 50 koperasi yang sakit. Diprediksi penyebab koperasi tak sehat karena belum maksimal menyusun laporan keuangan. 
 
"Prediksinya secara umum seperti itu,” katanya, Rabu (19/6).
 
Untuk mengatasi itu, pihaknya telah membentuk tim bersama dengan Dekopin (Dewan Koperasi Indonesia) untuk melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap 50 koperasi tersebut. 
 
"Jadi bukan langsung kita bubarkan, melainkan bagaimana kita bina terlebih dulu agar sehat dan aktif kembali, kalau tetap tidak bisa baru dibubarkan," ujarnya.
 
[pilihan-redaksi2]
Dinas Koperasi dan UKM Tabanan melalui tim pemantau turun langsung untuk menanyakan koperasi bersangkutan terkait kendala yang dihadapi sehingga bisa masuk kategori 'sakit'. Hasil dari monitoring inilah nantinya akan menjadi dasar untuk melakukan pembinaan dan pelatihan apa yang tepat untuk pertumbuhan koperasi di Kabupaten Tabanan
 
Diakui Kendala pembuatan laporan keuangan ini tidak saja terjadi pada koperasi yang baru berdiri, namun hal sama juga terjadi pada koperasi yang sudah lama beroprasional. Sebab, sistem pencatatan akuntansi juga berubah, sehingga harus dilakukan lagi penyesuaian terhadap sistem yang baru,” tegasnya. 
 
Di sisi lain saat ini ada tujuh koperasi baru terus tumbuh di Tabanan. (bbn/tab/rob)

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami