Ratusan Kepala Desa Gunung Kidul Intip Aplikasi Smart Desa Duda Timur
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Beritabali.com, Karangasem. Ratusan Kepala Desa dan Camat yang berasal dari Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta gelar Studi komparasi terkait data base dan pelayanan adminduk di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem pada Sabtu (28/09/2019).
[pilihan-redaksi]
Kegiatan Studi Komparasi kali ini merupakan salah satu kegiatan dengan jumlah peserta paling banyak yang pernah datang ke Desa Duda Timur. Dimana ada 114 Kepala Desa beserta pendamping Desa, 18 Camat dan 15 staf DPMD yang dipimpin oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3AKBPM dan D).
"Kita hari ini kedatangan Kepala Desa dan Camat dari Kabupaten Gunung Kidul," kata Kepala Desa Duda Timur, I Gede Pawana.
Menurut Kepala Dinas DP3AKBPM dan D Kabupaten Gunung Kidul, Sujoko. Kegiatan Studi Komparasi ke Desa Duda Timur ini dalam rangka untuk belajar bagaimana memberikan pelayanan dengan cepat diera kemajuan informasi dan teknologi seperti saat ini.
Desa Duda Timur adalah satu desa yang bisa dikatakan sebagai Desa Digital yang melek IT dimana telah menerapkan pelayanan melalui aplikasi oleh sebab itu melalui studi komparasi ini pihaknya berharap mendapatkan ilmu atau bahkan bisa menerapkan hal yang sama di Gunung Kidul.
"Prinsipnya kalau Desa Duda Timur bisa kami juga pasti bisa. Kita berpikir keinginan dan semangat dulu demi meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat," kata Sujoko.
Terkait dengan Aplikasi Smart Desa Desa Duda Timur, di hadapan seluruh rombongan yang hadir, Gede Pawana memaparkan sedikit sejarah terciptanya Smart Desa ini.
Awalnya, Pawana bertemu dengan pemilik PT. Saebo Technology, Sonyy Kastara Dhaniswara. Saat itu untuk proyek Smart Desa PT Saebo memgatakan perlu dana sebesar Rp. 5,6 miliar. Pawana kemudian sepakat dan menyanggupi pendanaan untuk pembuatan aplikasi ini.
Namun ada kesalahan dalam prosesnya, Sonyy tidak membuat MOU dengan kami. Aplikasinya kemudian dibuat, karena Gunung Agung erupsi semuanya saat itu ngungsi akibatnya semua sponsor mundur.
"Ada untungnya tidak ada MOU, karena erupsi akhirnya saya bilang nyerah je pak Sony. Lalu beliau tetap menyuruh kami untuk launching sambil menunggu kondisi Gunung Agung Landai dan rencananya ketika Gunung Agung landai para seponsor kembali baru mau kita bayar," tutur Pawana.
Aplikasi Smart Desa sendiri akhirnya diluncurkan pada tanggal 1 Februari 2018 lalu. Setelah diresmikan Gunung Agung masih tetap bergejolak, lalu pada satu hari Pawana mengajak Sony makan sate kambing, disanalah akhirnya beliau mengatakan akan memakai dana CSR nya untuk aplikasi ini.
[pilihan-redaksi2]
Setelah beberapa penjelasan dari Kepala Desa Duda Timur, acara dilanjutkan dengan pemaparan mengenai apa saja yang ada dan fitur fitur unggulan dari aplikasi Smart Desa Duda Timur.
Sementara itu, salah satu anggota rombongan, Kepala Desa Baleharjo, Agus Setiawan menurutkan, di Desanya belum ada aplikasi semacam Smart Desa. Yang ada selama ini hanya website itupun hanya untuk informasi dan masing masing instansi terkait.
"Belum ada seperti itu, hanya ada Website saja," ujarnya. (bbn/igs/rob)
Reporter: -