search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wilayah Perairan NTB Masih Rawan Pengeboman Ikan
Jumat, 8 November 2019, 19:10 WITA Follow
image

foto: kicknews.today

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Program Dialog Interaktif “Polisi Menyapa” Radio Republik Indonesia (RRI) Mataram, Kamis (7/11), menghadirkan Kasatrolda Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda NTB AKBP I Dewa Nyoman Agung Dharma Wijaya, M.H., dengan topik “Penegakan Hukum di Wilayah Perairan NTB”. Dalam kesempatan live di RRI Mataram tersebut Dewa Wijaya mengungkapkan, wilayah perairan Nusa Tenggara Barat  (NTB) masih rawan terjadi pengemboman ikan, terutama di wilayah perairan Pulau Sumbawa dan perairan Lombok Timur.

“Para pelaku melakukan aktivitas  pengeboman ikan dengan mengunakan bom ikan, yang dirakit dengan racikan menggunakan bahan pupuk urea yang dimasukan ke dalam beberapa botol bekas minuman Bir,” sebut Kasatrolda yang kandidat doktor hukum Universitas Mataram (Unram) itu.

Ia mengungkapkan bahwa beberapa waktu terakhir, pihaknya berhasil menangkap tujuh orang pelaku pengeboman ikan di Teluk Saleh. Bahkan pelaku yang membiayai aktivitas pelaku pengeboman ikan juga turut terjaring, dan saat ini para pelaku sedang menjalani proses hukum.

Dari hasil pemeriksaan dan olah tempat kejadian perkara (TKP), lanjut Dewa Wijaya, para pelaku meracik bom ikan hanya membutuhkan waktu tiga hari, dan bom ikan siap digunakan.

“Satu buah bom ikan yang diracik, memiliki hulu ledak yang cukup besar. Jika digunakan di darat, bom racikan itu dapat merusak satu unit rumah,” ucapnya dilansir kicknews.today. 

Dijelaskan, pihak Ditpolair Polda NTB telah dan terus melakukan identifikasi terhadap wilayah-wilayah yang rawan, tindak pidana pengeboman ikan. Dimana yang masuk jalur merah kasus pengeboman ikan yakni, perairan sepanjang Teluk Saleh, perairan perbatasan Teluk Medang dan Pulau Moyo, Sumbawa.

Menurutnya, wilayah perairan yang masuk ke dalam jalur merah tersebut memang terdapat banyak ikan, sehingga sering dijadikan target sasaran para pelaku.

“Ikan-ikan hasil tangkapan dengan menggunakan bom ini, sering dijual oleh para pelaku ke wilayah Lombok Timur,” ungkapnya.

Karena itu, pihaknya gencar melakukan patroli dengan berbagai pola operasi, guna menekan gerak para pelaku yang menangkap ikan, dengan menggunakan bahan peledak (bom rakitan).

“Terkadang masing-masing tim menggunakan sampan dan tidak menggunakan kapal patroli, sebab kapal partoli gampang terlihat dari kejauhan oleh para pelaku. Apalagi kapal para nelayan sudah banyak yang canggih,” tandas Dewa Wijaya.

Ditemui kicknews.today usai live di RRI Mataram, AKBP Dewa Wijaya menyampaikan harapannya kepada para nelayan khususnya nelayan NTB, agar memiliki kesadaran terhadap keamanan perairan dan kelestarian biota laut.

“Mari kita bersama-sama menjaga keamanan perairan kita, kita jaga kelestarian ekosistem laut kita dengan tidak melakukan pengeboman ikan. Tanpa dukungan dan bantuan semua pihak, personel Ditpolair tidak akan mampu mem-backup seluruh wilayah perairan kita,” ujarnya.

Namun demikian, lanjut Dewa Wijaya, pihaknya akan tetap berusaha semaksimal mungkin, dengan personel dan peralatan yang ada untuk menjaga dan berpatroli demi keamanan dan kelestarian perairan NTB. 
 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami