search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bali Aman dari Penyebaran Virus Flu Babi Afrika
Jumat, 27 Desember 2019, 19:55 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Polemik yang ramai beberapa waktu ke belakang perihal virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi afrika di beberapa Negara di Asia termasuk Indonesia sejak akhir tahun 2018, berimbas pula kepada provinsi Bali sebagai salah satu daerah yang termasuk memiliki populasi peternakan babi terpadat di Indonesia. 


Penularan wabah ASF di Indonesia pun memang benar adanya yang sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 820/KPTS/PK.320/M/12/2019 tertanggal 12 Desember 2019 tentang pernyataan wabah demam babi ASF pada beberapa wilayah di Indonesia yakni beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Dan hingga saat ini provinsi Bali aman dari penyebaran virus ASF.

Penegasan ini disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak) Provinsi Bali Wayan Mardiana saat menggelar jumpa awak media dengan didampingi Plt. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali Putu Astawa di ruang rapat Kantor Dispar, Renon, Denpasar, Jumat (27/12).

“Memang benar di Indonesia terjadi penyebaran virus ASF sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian, yang awalnya terdeteksi di beberapa Negara di Asia seperti China, Kamboja, Vietnam, Hongkong, Korea Utara dan sebagainya. Tapi saya tegaskan, untuk Bali hingga saat ini masih dinyatakan pada level aman,” cetus Wayan Mardiana.

“Virus ini memiliki masa inkubasi maksimal hingga 20 hari, penyebaran diantaranya melalui kontak langsung antara ternak babi terjangkit dengan ternak babi sehat lewat cairan semen, dan bisa juga melalui kontak tidak langsung lewat feses dan urine, alat transportasi yang terjangkit, maupun olahan yang berasal dari ternak babi terjangkit,” imbuhnya.

Proses penularan wabah yang selanjutnya yang perlu diwaspadai antar Negara atau daerah menurut Mardiana adalah distribusi daging mentah maupun olahannya yang diperjual belikan, maupun dibawa para wisatawan sebagai tentengan saat berkunjung, yang apabila tidak habis akan dibuang dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang berasal dari limbah sisa makanan. 

“Menjadi kebiasaan wisatawan beberapa Negara Asia tetap membawa tentengan olahan babi dari negaranya untuk disantap saat berwisata, apabila tidak habis akan dibuang dan terkumpul pada limbah sisa makanan. hal yang berbahaya apabila limbah sisa makanan terutama yang berisi olahan babi terjangkit tersebut dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sangat berpeluang terjangkit. Ini yang perlu diwaspadai, karena masih banyak peternak kita yang memanfaatkan limbah sisa makanan dari areal pariwisata seperti limbah hotel, pesawat hingga TPA, ini yang harus dihindari,” tegas Mardiana.

Ia menjelaskan dirinya sudah melaksanakan beberapa tindakan pencegahan penyebaran seperti sosialisasi kepada peternak terkait penularan virus ASF, menjaga sanitasi, vaksinasi, hingga melakukan pelaporan apabila ada indikasi mencurigakan terhadap ternak yang mati mendadak sehingga bisa dilakukan sampling sebagai bahan analisa. 

Terhadap otoritas jasa transportasi seperti Angkasa Pura untuk pemegang kewenangan transportasi udara dan Pelindo untuk jasa pelabuhan, dirinya juga sudah melaksanakan himbauan untuk melaksanakan pemusnahan terhadap limbah sisa makanan. Hal yang paling signifikan yang sudah dilaksanakan yakni melarang peredaran daging babi dan olahannya dari luar Bali.

“Tidak hanya dari daging babi, virus ini juga bisa menyebar dari olahannya seperti sosis, hamburger, saee dan sebagainya berbahan daging babi. Untuk itu sementara kita larang peredarannya yang berasal dari luar Bali. Disamping juga Bali masih surplus daging babi, jadi hasil peternak kita masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kita malah menjadi pemasok untuk daerah lain seperti Jakarta,” bebernya.

Reporter: Humas Bali



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami