search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Setelah 10 Tahun, Konflik Sengketa Lahan Desa Adat Pakudui Berakhir Damai
Minggu, 22 November 2020, 17:40 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Konflik sengketa lahan pelaba pura antara Krama Tempek Pakudui Kangin dengan Desa Adat Pakudui, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang yang bergejolak sejak Tahun 2012 silam berakhir damai

Kedua belah pihak menandatangani kesepakatan perdamaian di hadapan Bupati Gianyar Made Mahayastra beserta jajaran, di halaman Kantor Bupati Gianyar, Minggu (22/11) siang. Kesepakatan damai diawali dengan persembahyangan bersama di Pura Padmasana Kantor Bupati. 

Turut hadir Wakil Bupati Gianyar AA Gde Mayun, Sekda Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya, Ketua DPRD Kabupaten Gianyar Wayan Tagel Winartha, Kapolres Gianyar AKBP Dewa Made Adnyana. PHDI, MDA, Camat Tegallalang, Perbekel Kedisan, dan kedua belah pihak.

Ada 8 poin yang isi daripada kesepakatan damai ini. Pertama, Pakudui Kangin sepakat mencabut upaya hukum banding perlawanan pihak ketiga di Pengadilan Tinggi Denpasar terhadap putusan PN Gianyar. Kedua, Pakudui Kangin sepakat mencabut gugatan bantahan. Ketiga, Desa Adat Pakudui dan Tempek Pakudui Kangin sepakat melaksanakan eksekusi secara damai. 

Keempat, terkait objek sengketa para pihak tunduk dan patuh pada amar putusan PN Gianyar yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Kelima, bahwa kedua belah pihak sepakat terkait hal yang belum diatur akan dimusyawarahkan dengan menjunjung tinggi prinsip paras paros sarpanaya.

Kemudian pada poin Keenam disebutkan, bahwa pihak Desa Adat Pakudui bersedia menerima kembali pihak Tempek Pakudui Kangin tanpa syarat sehingga Desa Adat Pakudui dan Tempek Kangin menjadi satu kesatuan Desa Adat. 

Selanjutnya pada poin Ketujuh, disebutkan kedua belah pihak sepakat melakukan revisi awig-awig secara bersama-sama sesuai dengan Perda Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat dengan pendampingan dari Pemerintah Kabupaten Gianyar dan Majelis Desa Adat Kabupaten Gianyar. 

Selama proses penyatuan kembali Desa Adat Pakudui melalui revisi awig-awig, para pihak melaksanakan aktivitas adat dan keagamaan masing-masing. Terakhir, poin Kedelapan bahwa seluruh poin kesepakatan perdamaian ini adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.  Jika salah satu dari poin ini tidak dilaksanakan maka kesepakatan perdamaian ini menjadi batal atau menjadi tidak mengikat.

Kesepakatan damai ini ditandatangani 5 perwakilan Desa Adat Pakudui yakni I Ketut Karma Wijaya, I Wayan Puaka, I Wayan Pastika, I Made Tileh, I Nyoman Adi Santosa. Sedangkan dari Tempek Pakudui Kangin diantaranya I Wayan Subawa, I Made Narka, I Made Karsa, I Wayan Seraya, I Wayan Dina Antara. 

Sebagai saksi dari Pemkab Gianyar, I Dewa Gede Alit Mudiarta, Sekretaris Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Kabupaten Gianyar I Dewa Gede Putra Amarta, dan Ketua Majelis Desa Adat Kabupaten Gianyar Drh Anak Agung Alit Asmara. 

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami