search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Subak Berteh Gandeng Yayasan Bersihkan Saluran Irigasi
Minggu, 20 Desember 2020, 23:10 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Petani di Subak Berteh, Desa Perean, Kecamatan Baturiti menggandeng yayasan untuk melakukan edukasi pada masyarakat tentang sampah plastik tentang bahaya sampah plastik terhadap tanaman padi. 

Kegiatan edukasi dilakukan dengan terjun langsung membersihkan sampah plastik di area subak pada minggu (20/12). 

“Sampah plastik sangat berbahaya bagi tanaman, karena dapat menghilangkan kesuburan tanah,” kata seorang petani di Subak Berteh, Wayan Gandra.

Subak Berteh memiliki luas sekitar 48 hektar dan memiliki anggota sebanyak 95 petani. Meski Subak Berteh berada di daerah hulu, tapi sampah plastik sudah menjadi persoalan terutama di area irigasi. Apalagi saat musim hujan volume sampah plastik bertambah dibawa oleh air yang deras. 

“Meski saat ini padi akan panen, tapi setelah itu, saluran irigasi banyak sampah,” ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Yayasan Harmoni Bali Lestari I Nyoman Jendra Wiranata menyebutkan, saat ini Provinsi Bali telah memiliki aturan soal sampah plastik salah satunya, Peraturan Gubernur Nomor 97 tahun 2018 tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai. 

Namun, hingga saat ini penerapannya masih belum maksimal karena masih sulitnya masyarakat melakukan pemilahan sampah, terutama yang bersumber dari rumah tanggal. 

“Upaya inilah yang terus kami lakukan di yayasan,” ujarnya.

Kegiatan membersihkan area subak secara langsung ini diharapkan bisa memberikan pemahaman pada masyarakat dan generasi muda agar menjaga lingkungan dari sampah plastik. 

Selain sampah plastik ancaman nyata bagi pertanian Bali saat ini adalah penggunaan pupuk kimia hingga sintetis yang dalam waktu lama bisa merusak kesuburan tanah.

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami