search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
PSBB di Denpasar Dinilai Tepat Demi Kelangsungan Pariwisata
Kamis, 7 Januari 2021, 13:55 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pemerintah memutuskan menerapkan kebijakan pengetatan pembatasan pergerakan masyarakat pada 11 sampai 25 Januari 2021, khususnya di Pulau Jawa dan Bali merespons kasus aktif COVID-19 meningkat secara eksponensial.

Hal itu yang disampaikan oleh, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melalui "Video Conference" di Istana Negara Jakarta, Rabu (6/1).

Menangapi hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kota Denpasar, Dezire Mulyani mengatakan, kondisi tersebut memang terasa berat terutama bagi Industri Pariwisata

Akan tetapi, dengan melihat perkembangan penyebaran virus yang semakin mengkhawatirkan maka langkah tersebut perlu dilakukan, demi keselamatan seluruh masyarakat.

Tentu dalam hal ini semua harus memiliki kesadaran dan komitmen tinggi guna memutus rantai penyebaran virus, karena semakin cepat bisa mengatasi penyebaran virus Covid-19, maka semakin cepat pula bisa membuka kembali pariwisata khsusnya di Kota Denpasar.

"Saat ini, sangat penting kita jaga bersama untuk mendapat Trust atau kepercayaan dari dunia luar untuk datang kembali ke Bali," jelasnya, Rabu (6/1) di Kota Denpasar, Provinsi Bali.

Ibarat ingin melompat, tentu harus mundur beberapa langkah terlebih dulu ke belakang untuk mengambil ancang-ancang agar bisa melompat lebih jauh lagi.

"Tentu dalam hal ini kita berharap masyarakat menyadari situasi yang berkembang saat ini, dan melaksanakan protokol kesehatan secara lebih ketat, serta melakukan social distancing dengan lebih banyak berada dan beraktivitas di rumah saja dan selalu menghindari kerumunan," tutupnya.

Menunggu "Rebound"

Belum terlihat tanda-tanda meredanya penyebaran pandemi di Bali umumnya dan di Kota Denpasar khsusnya tentu membuat beberapa usaha masih tiarap. Tidak menutup kemungkinan bagi para pelaku usaha di bidang akomodasi pariwisata terutama di Kota Denpasar.

Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kota Denpasar, Dezire Mulyani menambahkan, sampai saat ini kondisi pelaku usaha akomodasi masih tetap belum sepenuhnya bangkit.

Meskipun demikian Dirinya mengatakan, tetap yakin para pelaku di sektor tersebut masih memiliki semangat tinggi untuk tetap bangkit.

"Saya rasa mereka (Pelaku di sektor pariwisata) tetap melakukan berbagai upaya untuk tetap bertahan serta mempersiapkan segala sesuatunya untuk rebound. Serta akan mampu bangkit kembali guna mewujudkan pariwisata lebih sinergis, lebih solid, sehat, berkualitas, dan berkelanjutan," paparnya.

Jika dilihat dari kendala dihadapi saat ini memang ada seperti, tidak adanya pemasukan akibat terbatasnya pergerakan wisatawan. Sementara properti harus tetap dijaga agar tidak rusak, lingkungan usaha harus tetap dipelihara, dan karyawan harus tetap digaji.

"Maintenance dan payment harus terus dilakukan sementara pemasukan tidak ada. Mereka harus tetap operasional meskipun tidak mencapai BEP bahkan cenderung merugi, karena di masa sekarang ini, prinsip yang dipegang adalah jurus bertahan. Harga yang ditawarkan jauh di bawah harga normal untuk menarik wisatawan, tidak melakukan PHK, dan demi menjaga keberlanjutan usaha," bebernya.

Dalam kondisi saat ini, dirinya berharap agar para pelaku pariwisata, khususnya usaha akomodasi di Kota Denpasar tetap memiliki semangat dan harapan, serta melakukan upaya-upaya semaksimal mungkin bertahan di tengah pandemi saat ini.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami